Sekda Kota Bandung Akhirnya Minta Maaf

Wartawan Dilecehkan Ajudan

Jumat, 20 Mei 2016, 09:40 WIB
Sekda Kota Bandung Akhirnya Minta Maaf
Sekda Kota Bandung Yosi Irianto:net
rmol news logo Pelecehan dan arogansi terhadap profesi wartawan kembali terjadi di Kota Bandung. Kali ini dilakukan oleh ajudan Sekda Kota Bandung, AL terhadap wartawan Bandung, DR.

DR yang sudah menjalin kontak dengan Sekda menda­pat perlakuan kasar ketika bertamu ke rumah dinas Sekda Jalan Nylan Nomor 1 Bandung, pada Kamis (19/5) sekitar pu­kul 07.45.

Tanpa kompromi, sang aju­dan (AL) mengusir tamu, hingga berbuntut keributan. Setiba di depan rumah dinas, DR mengutarakan maksudnya bertemu Sekda, namun disam­but AL dengan hardikan.

"Maaf Pak, kalau mau ber­temu atau berkepentingan dengan Pak Sekda, sebaiknya di kantor saja. Apapun alasan Bapak untuk bertemu Pak Sekda, tahu nggak, saya ini pasti kena dampratnya," cetusnya, dengan nada tinggi sembari mengusir DR yang berada di samping pintu ger­bang masuk garasi rumah Dinas Sekda.

"Maaf, bapak tidak diperke­nankan berada di area dalam tempat parkir rumah dinas ini, silakan tunggu saja di luar," usirnya lagi.

Selang beberapa menit, sekuriti menghampiri dan mengusir lagi dengan per­kataan tidak menyenangkan. "Pak, sebaiknya di Balaikota saja. Nggak perlu ditunggu di sini," katanya. Padahal DR berada di pinggir jalan depan rumah dinas Sekda.

Atas perlakuan kasar ajudan­nya ini, Sekda Kota Bandung Yosi Irianto menyesalkannya. "Aduh saya jadi malu. Ini ke­jadian sudah keberapa kalinya, bukan kali ini saja terjadi," sesalnya.

Bahkan, sambung Yossi, pernah juga kejadian yang sama menimpa anggota DPRD Kota Bandung. "Ya sudahlah, saya minta maaf. Soalnya dia itu (AL) asalnya bukan dari Bandung, jadi mungkin agak berbeda dengan tata cara orang Bandung," ujarnya.

Penyesalan yang sama di­lontarkan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil. Saat dikonfir­masi tentang ini, Emil --sapaan akrabnya, menyesalkan ulah PNS yang tidak melakukan pelayanan publik dengan baik, namun malah berlaku kasar dan tidak manusiawi.

"Saya sangat menyesalkan. Apalagi Wali Kota Bandung sekarang ini sedang men­jalankan prinsip memanusia­kan manusia. Bagaimanapun dalam kondisi apapun, kera­mahtamahan harus menjadi ciri birokrasi Bandung, apalagi se­bagai urang Sunda," sesalnya.

Seharusnya, lanjut Emil, pendamping atau ajudan ber­laku baik kepada masyarakat. Karena bagaimanapun ulah dan perilaku ajudan mencer­minkan pimpinannya. "Kalau keliru dan kasar seperti itu, itu kan seolah mendapat restu pimpinannya. Padahal tidak begitu. Itu kan berdampak buruk pada pimpinan. Kasihan pada Sekdanya," lanjutnya lagi. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA