Dokumen ini meliputi data transaksi rahasia keuangan para pimpinan politik dunia, skandal global, dan data detail perjanjian keuangan tersembunyi para pengemplang dana, pengedar obat-obatan terlarang, miliarder, selebriti, bintang olahraga, dan lai-lain.
Dalam dokumen ini, sejumlah sejumlah nama besar di Indonesia ditemukan. Pun demikian dengan nama-nama sejumlah perusahaan. Bahkan, ada 2.961 nama individu ataupun perusahaan yang muncul saat kata kunci "Indonesia" dimasukkan. Selain itu, pada laman yang sama pun, muncul 2.400 alamat di Indonesia yang terdata dalam kolom "Listed Addresses".
Menurut Direktur Eksekutif Auklarung Institut, Dahroni Agung Prasetyo, kasus Panama Papers ini merupakan bagian dari perang intelijen dunia. Ada peperangan di antara negara-negara raksasa.
"Kepentingannya bukan semata terkait dengan persoalan da sistem keuangan global, tapi tantu saja ada motif politik di tengah geopolitik yang kian mengguncang. Khususnya juga terkait dengan kondisi di Suriah," kata Agung kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa malam (5/4).
Namun demikian, Agung menegaskan, bahwa persoalan ini juga harus diinvestigasi oleh pemerintah Indonesia. Sebab nama-nama yang mucul merupakan nama-nama besar yang juga dikenal mempunya jaringan politik yang mengakar.
"Ini memang bukan isu populis di tengah rakyat. Namun bila nama-nama indovidu dan persuahaan asal Indonesia itu benar, ini merupakan skandal besar," demikian Agung.
[ysa]