"Meskipun mungkin mendengar," kata Ketua Yayasan St. Pignatelli, Rm JB Clay Pareira SJ, dalam seminar dengan tema "MEA dan Tantangan Dunia Pendidikan Indonesia" di STIE St. Pignatelli, Solo.
Contoh di Thailand, smabungnya, kedatangan MEA itu disambaut dengan berbagai gelar budaya yang diikuti oleh anak-anak sekolah dan mahasiswa. Dalam gelar budaya mereka menggunakan pakaian tradisional masing-masing dan menyanyikan lagu-lagu.
"Seakan-akan bagi mereka MEA adalah suatu kehidupan baru dalam budaya mereka, dalam negaranya," ujar Rm Clay yang banyak tahun tinggal di Thailand dan Italia.
Acara seminar pun menjadi segar dan hidup ketika Irjen Kemenristek & Dikti, Jamal Wiwoho, iba-tiba turun panggung dan meminta seluruh peserta dari berbagai kota di Jawa Tengah yang berjumlah 300 orang untuk berdiri. Dengan suara lantang, Staf Khusus Presiden itu memerintahkan kepada seluruh peserta untuk meneriakan yel-yel: "Saya Siap Menghadapi Mea."
Jamal Wiwoho kemudian memimpin seluruh peserta meneriakan yel-yel tersebut. Akhir dari teriakan "yel-yel" tersebut, tepuk tangan menggema dan senyuman pun mengembang di seluruh ruangan aula STIE.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), sekalipun belum diketahui benar oleh dunia pendidikan dan para mahasiswanya setidaknya dengan cara itu membuat orang tertarik untuk menyimak seminar tersebut. Selain Jamal Wiwoho, seminar tersebut menghadirkan juga Dr drh C Novi Primiani MPd (Dekan F-MIPA IKIP PGRI Madiun), Franciscus Welirang (Pengusaha Nasional) dan dipandu oleh Didik Kartika (Wartawan).
[ysa]
BERITA TERKAIT: