"Kita harus bergerak ke arah kemajuan. Dunia sudah berubah begitu cepat. Kalau kita tidak segera berbenah, akan banyak BUMN kita yg tergilas. Pasar tidak punya air mata," kata Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, beberapa saat lalu (Rabu, 2/3).
Kata Budi, beberapa negara yang menerapkan superholding untuk BUMN, terbukti mampu memiliki daya saing dan prospek yang bagus. Misalnya saja, China punya CIC, Singapura punya Temasek dan Malaysia punya Khazanah. Belum lagi negara-negara timur tengah seperti Qatar dan UEA. Dengan demikian, pengelolaan BUMN yang profesional mampu menjadi lokomotif perekonomian sebuah negara di kancah global.
"Kita juga tetap berpegang pada konstitusi dasar kita. BUMN yang bertugas untuk melayani dan mensejahterakan rakyat sebaik nya di buat Badan Layanan Umum saja. Sementara di sektor-sektor yang sudah
free market seperti industri keuangan harus di buat profesional dan inovatif. Campur tangan politik harus dalam pengelolaan BUMN harus hilangkan," jelas Budi.
Di era kompetisi global, sambung Budi, hanya bangsa-bangsa yang kreatif, cerdas dan inovatif yang akan bertahan. Ia pun optimis dan mendukung penuh kebijakan Presiden Jokowi dalam pengelolaan BUMN.
"Bangsa ini bangsa besar dan bangsa yang siap bertarung," pungkas mantan aktivis mahasiswa UI ini.
[ysa]
BERITA TERKAIT: