"Ini hal yang aneh bahkan bagi Muslim di Inggris," kata Duta Besar Kerajaan Inggris untuk Indonesia, Moazam Malik, dalam acara roundtable discussion antara warga Muslim Inggris dengan Muslim Indonesia dengan tema "Countering Violent Extremism: Sharing Best Practices and Establishing Sustainable Working Partnerships" di Jakarta (Senin, 29/2)
Acara yang digelar Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC) dan Muhammadiyah dimoderatori Direktur Eksekutif CDCC Alpha Amirrachman. Dari Inggris, datang sebagai narasumber Mohammed Abbasi (Co-Director of Association of British Muslims), Imam Qari Asim (imam senior dari Masjid Leeds Makkah), Imam Asim Hafiz (penasehat bidang agama pada Departemen Pertahanan Inggris), Shaista Gohir (Ketua Muslim Women’s Network) dan Akeela Ahmed (Christian-Muslim Forum).
Terkait dengan kekerasan atas nama agama, Moazam Malik mengataan bahwa semua pihak harus memerangi tindak kekerasan tersebut. Dalam kasus terbaru, banyak anak-anak muda Inggris yang ikut perang ke Siria, juga anak-anak muda Indonesia. Namun di bandingkan dengan populasi penduduk, skala presentasi anak-anak muda Inggris yang ikut perang ke Siria lebih besar dibanding anak-anak muda Indonesia.
"Jadi, sebagaimana dipesankan oleh Perdana Menteri kami, Muslim di Inggris perlu belajar banyak dari Muslim yang moderat di Indonesia," demikian.
[ysa]
BERITA TERKAIT: