Pemerintah Harus Benahi Industri Hulu Petrokimia!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Kamis, 25 Februari 2016, 04:49 WIB
Pemerintah Harus Benahi Industri Hulu Petrokimia<i>!</i>
ilustrasi/net
rmol news logo . Saat ini, bahan baku industri petrokimia di Indonesia masih sangat bergantung pada impor. Hal ini terjadi akibat keterbatasan industri hulu petrokimia.

Karena itu, kata Wakil Ketua Asosiasi Industri Aromatik, Olefin, dan Plastik (Inaplas), Budi Susanto Sadiman, pemerintah harus membenahi industri hulu Petrokimia.

Saat ini, sambung Budi, industrinya masih 100 persen bergantung impor nafta 100. Padahal, komponen nafta mencapai 80 persen dari total bahan baku industri aromatik, olefin, dan plastik.

"Bahan baku lain adalah kondesat yang masih bisa kami temukan di dalam negeri," kata Budi sebagaimana dilansir JPNN (Kamis, 25/2).

Dia mengungkapkan, di Indonesia terdapat alternatif bahan baku untuk industri hulu petrokimia, yaitu batu bara, gas, dan kondensat. Dengan teknik tertentu, batu bara bisa dicairkan menjadi metanol, lantas diolah lagi menjadi olefin.

"Daripada dibakar percuma, lebih baik batu bara dan gas dijadikan bahan baku industri. Apalagi, harga bahan tambang sedang jatuh," demikian Budi. [ysa]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA