Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Apa Jadinya Kalau Burung Garuda Nan Gagah Dipimpin LGBT

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Selasa, 23 Februari 2016, 22:37 WIB
Apa Jadinya Kalau Burung Garuda Nan Gagah Dipimpin LGBT
rmol news logo Gerakan Wanita Nusantara (Granita), konsisten akan melawan penyimpangan gaya hidup seksual yang selalu ditawarkan oleh komunitas LGBT (Lesbian, Gay, Bisex dan Transgender).

Granita juga teguh dalam mendukung keputusan KPI melarang tayangan yang berbau promosi, propaganda, ataupun kampanye agar LGBT mendapatkan tempat di masyarakat.

Juru bicara Granita, Rani Kurniati, menjelaskan Granita sangat menghormati individu-indivud dalam komunitas LGBT. Namun yang ditentang oleh Granita adalah, mengkampanyekan LGBT sebagai gaya hidup dan mempengaruhi mereka yang normal untuk masuk dalam komunitasnya.

"Kita tidak perlu bicara soal rating dalam kasus ini. Kita juga tidak bicara soal hak asasi dalam hal ini. Yang perlu dipikirkan adalah masa depan generasi muda Indonesia masa kini dan masa mendatang," tegas Rani dalam keterangannya (Selasa, 22/2).

"Bayangkan Indonesia yang berlambangkan burung Garuda nan gagah dipimpin oleh seorang LGBT. Lha, burungnya sendiri tahu membedakan mana sejenis dan mana lawan jenis," sambung Rani Kurniati yang sering dipanggil Ikko ini.

Menurutnya, larangan KPI tersebut sangat tepat meskipun datang belakangan setelah ribut-ribut di media. Namun demikian, tidak ada kata terlambat dalam melakukan pelarangan demi kebaikan masyarakat serta masa depan Indonesia.

"Sekali lagi Granita ingin mengatakan kepada para ibu-ibu Indonesia, LGBT itu tidak ubahnya dengan narkoba. Sekali terjerat akan sangat sulit untuk lepas. Sudah banyak kisah yang dengan mudah para ibu Indonesia pelajari," demikian Ikko. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA