Menteri Puan: Karnaval Cap Go Meh Wujud Gotong Royong Dan Persaudaraan
‎RMOL. Karnaval Cap Go Meh bukan sekadar manifestasi budaya Tionghoa yang dimiliki secara turun temurun, tetapi juga ada pesan penting di dalamnya, yaitu kebhinekaan dan persaudaraan. Dan apalagi sejak berabad-abad, kehadiran masyarakat Tionghoa beserta budayanya telah memperkaya khasanah budaya Nusantara.Â
‎"Hingga kini, Perayaan Imlek maupun Karnaval Cap Go Meh bukan hanya tertutup bagi masyarakat Tionghoa saja tapi juga telah melibatkan berbagai etnis lain yang eksis di Nusantara," kata Menko PMK Puan Maharani saat menyampaikan sambutan ‎kegiatan Karnaval Cap Go Meh, dalam rangka merayakan Tahun Baru Imlek di Lindeteves Trade Centre, Hayam Wuruk, Jakarta (Minggu, 21/2). ‎ Â
‎Puan mengingatkan kembali bahwa bangsa Indonesia memiliki potensi yang luar biasa, baik dari segi sumber daya manusia maupun alamnya. Potensi tersebut haruslah dimaksimalkan agar menjadi bangsa yang mampu bersaing dan menjadi bangsa yang unggul. Di samping itu, Indonesia juga memiliki keragaman yang sangat luar biasa. Â
‎"Maka keragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sudah seharusnya dikelola menjadi energi yang positif. Untuk menuju tata kehidupan yang maju dan modern," ujarnya, dalam acara yang juga dihadiri Ketua DPR Ade Komaruddin, Ketua DPD Irman Gusman, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Ketua dan Pengurus Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia, dan Ketua Panitia Penyelenggara Charles Honoris. Â
‎Untuk itulah, Puan mengajak semua komponen bangsa untuk selalu memelihara dan menjaga keberagaman sebagai modal untuk membangun generasi muda yang berkualitas dan kompetitif dalam menghadapi bangsa-bangsa lain di dunia. Terlebih, pada tahun 2016 ini, Indonesia dihadapkan pada berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN.‎ Â
‎"Tidak ada pilihan lain, kecuali kita berbenah diri, melalui pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional, menjadi bangsa yang toleran, ramah dan santun, dengan alamnya yang harus tetap terpelihara. Marilah kita berubah untuk lebih maju, namun dengan menjaga martabat dan jati diri bangsa," tandasnya. Â
‎Dalam menghadapi situasi persaingan global, Puan mengajak umat Tionghoa dan seluruh umat beragama untuk terus meningkatkan pembinaan internal umat masing-masing, meningkatkan silaturahmi, merajut kebhinnekaan dan menjalin persaudaraan. Sehingga dengan berbagai pengalaman dan tantangan yang telah dialami selama ini bisa berusaha dengan sekuat tenaga untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Â
‎Dengan makna Karnaval cap Go Meh ini sebagai implementasi kebhinekaan dan persaudaraan, lanjut Puan, maka pesan ini juga sejalan dengan dengan nilai-nilai dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental yang menjadi program pemerintah. Â
‎"Perayaan Cap Go Meh merupakan contoh implementasi nilai-nilai integritas, etos kerja dan gotong royong sehingga mampu mempersatukan berbagai lapisan masyarakat maupun budaya yang ada," kata Puan. Â
‎ ‎Menurut Puan, sikap mental yang penuh rasa optimis terlihat dari simbol dan ornamen dalam bentuk Barongsai, Lampion, Naga dan petasan yang meramaikan perayaan ini.‎ Rasa optimisme ini perlu terus ditularkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Â
‎"Sikap mental yang bersih, tanggap dan tertib adalah langkah awal perubahan diri menuju bangsa yang maju dan modern," demikian Puan. [ysa]‎
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: