Pengusaha Baja Kesulitan Setelah Digempur Produk Impor

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Minggu, 21 Februari 2016, 04:45 WIB
Pengusaha Baja Kesulitan Setelah Digempur Produk Impor
ilustrasi/net
rmol news logo . Pemerintah harus memperketat pasar domestik untuk melindungi industri baja hulu di dalam negeri.

"Utilitas industri baja kita tahun lalu cukup rendah, hanya 40 persen. Hal itu terutama disebabkan gempuran produk impor," kata Co-Chairman IISIA (Indonesian Iron and Steel Industry Association), Dadang Danusiri, sebagaimana dilansir JPNN (Minggu, 21/2).

Saat ini, kata Dadang, pasar baja global tertekan gara-gara oversupply. Total produksi baja secara global mencapai 1,6 miliar ton per tahun. Sedangkan kebutuhan hanya 1,2 miliar ton per tahun.

"Penyumbang produksi terbesar baja saat ini adalah Tiongkok dengan kapasitas total 800 juta ton per tahun," ujar Dadang.

Hal tersebut tidak diimbangi dengan kenaikan konsumsi baja dunia. Justru terdapat indikasi bahwa konsumsi baja dunia menurun tahun ini.

"Penurunannya berbeda di setiap negara, mengikuti pertumbuhan ekonomi mereka. Sedangkan produksi baja dunia tahun ini masih berada di angka yang sama," demikian Dadang. [ysa]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA