Itulah yang dirasakan Nuraini Siregar, seorang ibu dari Desa Tangun, Bangun Purba, Rokan Hulu, Riau. Ia merasa senang bisa hadir dalam satu kampanye yang dihadiri anggota DPR dari pusat, Effendi Sianipar dan Maruarar Sirait.
Dengan nada memelas, ia pun memohon dengan sangat. "Kami kami sangat bermohon dari Desa Tangun, kurasa bapak Poti tahu yang akan bicarakan. Saya mau menangis. Sudah 7 tahun tanah kami diserobot oleh perusahaan PT RGM," ungkap Nurani.
Terkait hal ini, calon bupati Rohul, Syafarudin Poti mengaku memang sudah tahu. Ia juga sudah tahu persoalan ini sudah banyak memakan korban dari pihak rakyat karena mempertahankan haknya.
"Artinya ada rekomendasi yang tidak benar karena hutan tanaman industri (HTI) yang ada rumah penduduknya. Alhamdulillah masalah ini sudah kami bawa ke Jakarta, dan diterima Komisi IV DPR dan Kementerian kehutanan. Kita akan tinjau ulang izin dari depertamen kehutanan," ungkap Poti.
Effendi Sianipar, yang duduk di Komisi IV DPR, memembenarkan apa yang disampaikan Poti. Apalagi ia berasal daerah pemilihan Riau I. Bahkan Effendi juga yang ikut membawa persoalan ini ke Senayan, hingga ada upaya peninjauan ulang terhadap HTI yang berada di rumah warga.
Sebelumnya, kehadiran Effendi dan Maruarar, dalam kamanye pada Kamis kemarin itu (3/12) mendapat sambutan hangat dari sekitar 10 warga yang hadir. Begitu hadir mereka disambut baik dengan musik reban serta diselendangkan Ulos selamat datang.
Dalam kesempatan ini, Maruarar, yang juga Ketua Umum Taruna Merah Putih (TMP), mengatakan bahwa Pilkada harus bisa membawa perubahan dan memberi manfaat kepada rakyat. Pilkada menjadi tak berarti bila ternyata angka pengangguran dan kemiskinan tidak berubah, atau malah justru semakin tinggi. [
ysa]