Tidak seperti baju toga berwarna hitam yang biasa dikenakan dalam persidangan di pengadilan umumnya, anggota MKD mengenakan toga berwarna merah dan putih.
Penampilan yang mencolok ini dipertanyakan sejumlah kalangan. Mantan Dekan FISIP Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Prof. Bahtiar Effendy, misalnya. Di halaman Facebook miliknya, Bahtiar meminta penjelasan dari siapapun yang bisa menjelaskan mengapa anggota MKD mengenakan toga.
"Adakah yang bisa menjelaskan kenapa anggota DPR yang di MKD memakai baju toga seperti yang dipakai hakim, jaksa atau pembala di pengadilan, dan di antara mereka menyapa dg sebutan yang mulia?" tanya dia.
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris di antara yang menjawab pertanyaan ini.
"Ya mungkin obsesi aja, Bos. Mereka dengan baju itu terobsesi menjadi hakim "yang mulia" dan gagah, padahal tidak. Malah jadi lucu-lucuan," katanya.
Pengacara Anggara Suwahju, juga di halaman Facebook miliknya, mengatakan gagal paham melihat fenomena anggota MKD pakai toga merah putih.
"Dari persidangan MKD, yang gue gagal paham kenapa harus pakai toga (yang mirip hakim) ya? Merekakan cuma mengadili etik dan bukan mengadili "hukum"? Dengan menggunakan toga plus dengan sebutan2 yang mirip panggilan Hakim, bukankah mereka secara sengaja memberi kedudukan yang sama antara etik dan hukum? Padahal semestinya etika lebih tinggi dibandingkan hukum," ujar dia.
Seorang temannya, Andika Gunadarma, menjawab ringan: "Kenapa pake toga? Soalnya kalo pake lingerie jijik liatnya kak. Terlalu nganu."
[dem]
BERITA TERKAIT: