
‎Lebih dari 400 pelari sudah mendaftar ikut lomba lari ekstrim keliling Jakarta.
‎‎Daisy Chahyadi, gadis
cute lulusan perguruan tinggi perhotelan di Sidney, Australia,‎ ‎adalah salah seorang yang sudah mendaftar lomba lari ‎yang diselenggarakan oleh ‎Canirunners dari Perhimpunan Alumni Kolese Kanisius‎ itu.
"Sejak dulu saya suka olah raga yang sifatnya memompa jantung, menantang adrenalin. Lari adalah olahraga murah meriah namun sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung," ‎ujar‎nya dalam konferensi pers di SMA Kanisius, Jakarta bersama Panitia Canirunners dari Perhimpunan Alumni Kolese Kanisius Jakarta (PAKKJ), Jumat (27/11)‎.
Bersama kakaknya yang alumnus Kolese Kanisius, Daisy menjadi peserta lari ekstrim dengan jarak tempuh 64 km mengelilingi Jakarta. Daisy harus berlari mulai pukul 21.00 dan selesai pukul 07.00 keesokan harinya. Event yang akan digelar pada 5 Desember 2015 ini, sekalipun diberi waktu istirahat, tetap saja bukan olah raga yang ringan.‎
Bukan masalah, Daisy yang gemar olah raga dan menggeluti bisnis pusat pelatihan olah raga boxing dan Muaythai ini malah merasa tertantang.
‎"Saya sangat suka olah raga pemompa jantung. Saya menekuni lari secara serius pada tahun 2014 dan kalau memungkinkan saya ingin ikut lomba lari yang menantang. Ini bukan soal kecepatan tetapi soal kestabilan," ujar Daisy yang menggemari minum kopi.
‎Dia menjelaskan, berolahraga bukanlah pekerjaan tetapi kesenangan sehingga tidak ada target yang harus dicapai dalam mengikuti perlombaan sekalipun ada motivasi tertentu untuk melakukannya.
Terkait dengan lari ekstrim ini, Daisy menjelaskan, boleh dikata dirinya beramal dengan kegiatan yang disukainya. Gadis yang rumahnya di Gading Serpong, Tangerang ini menyadari bahwa dalam lomba ini dirinya dibayar untuk berlari. Semakin banyak dukungan dari sahabat-sahabatnya untuk berlari, semakin besar pula donasi yang dapat ia kumpulkan dan sumbangkan.
Memang, ‎lomba lari keliling Jakarta 64 km  diadakan untuk mengumpulkan dana pendidikan Sekolah Kejuruan Industri Perkayuan PIKA , Semarang, lembaga pendidikan yang dikelola para Pastor Jesuit.‎
Aturan lomba ini, seorang pelari akan mengumpulkan dana dari para donatur (supporter) yang mendukungnya untuk berlari. Setiap donasi dari para supporter memiliki jumlah nilai yang harus diselesaikan oleh pelarinya untuk mendapatkannya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan nilai utuh, Deasy harus sampai garis finish.‎
"Y‎a doakan saja saya bisa sampai finish. Ya seperti thema acara ini khan FUN and RUN. Berlari malam hari sampai pagi, menikmati indahnya Jakarta pada waktu malam, menghirup udara bebas polusi dan sekaligus mencarikan dana. Saya kira ide yang sangat bagus. Budaya seperti ini perlu digalakkan karena manfaat yang lain adalah tambah kenalan, tambah tetangga atau teman," ujar penyuka musik Bondax dan ketoprak ini.
[dem]‎
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: