Para buruh memulai aksinya dengan menggelar long march dari Jalan Medan Merdeka Barat menuju Istana Negara. Mereka membawa sejumlah poster dan spanduk yang berisikan tunÂtutannya, seperti 'Upah Riil Nasional 2016 Minimal Rp 4,9 juta', 'Cabut Permenaker no. 13 tahun 2012 tentang Komponen Hidup Layak', 'Stop Penangguhan Upah, Tangkap dan Penjarakan Pelanggar Hak Upah Buruh', 'Nasionalisasi Perusahaan Bangkrut, Lindungi Buruh dari PHK', 'Hapus Sistem Kerja Outsourcing', 'Pensiun Layak, Pendidikan dan Kesehatan Gratis', dan 'Tolak Upah Murah'. Dalam aksinya para buruh bergantian mengÂgelar orasi dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan.
Sekretaris Nasional SGBN, Sultoni, menuturkan aksi ini serentak diadakan di 12 kota/kaÂbupaten di Indonesia. "Melalui aksi ini kami menuntut penÂetapan upah layak 2016, kami mendesak pemerintah kalau mau menetapkan upah layak, minimal upahnya Rp 4,9 juta bagi pekerja lajang," katanya kepada Rakyat Merdeka di sela-sela aksi.
Dia meminta pemerintah mencabut Permenaker No 13 tahun 2012 tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Komponen Hidup Layak. "Ganti yang Cuma 60an item KHL menjadi 120 item," sebutnya.
Pihaknya mengaku kecewa kepada langkah-langkah peÂmerintah dalam mengantisipasi pelemahan ekonomi. Langkah yang diambil itu sama sekali tidak memperhatikan para buÂruh namun lebih menguntungÂkan bagi pengusa dan investor. "Resesi ekonomi sekarang ini bukan disebabkan kaum buruh, harusnya selamatkan buruh dulu dengan cara meningkatkan daya beli, jangan pengusaha saja yang dibantu ini itu," katanya.
Selain mahalnya harÂga kebutuhan pokok, sekaÂrang buruh dihadapkan padaancaman PHK. "Harga kebutuÂhan harus dikendalikan oleh peÂmerintah, kok waktu krisis buruh yang disusahkan," ucapnya.
Sultoni mengakui gelombang PHK terus terjadi sementara pemerintah dinilai lepas tangan. "Anggota SGBN di Kapuk, Jakarta dan Bekasi sudah ada ratusan yang di PHK, kami sudah turun untuk melakukan advokasi, targetnya mereka bisa diperkerjakan kembali, kalaupun di-PHK mereka harus diperlakuÂkan dengan adil," paparnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi yakin Indonesia mampu mengÂhadapi tantangan pelemahan ekonomi global dengan sikap tenang, selalu optimistis dan kerja keras.
"Meski terkena dampak peleÂmahan ekonomi global, situasi keamanan dan politik Indonesia semakin kondusif. Untuk itu, peÂsan ini harus sampai kepada para pelaku usaha dan seluruh rakyat Indonesia," kata presiden. ***
BERITA TERKAIT: