Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Terbukti, Pertanian Modern Tingkatkan dan Tekan Biaya Produksi

Rabu, 05 Agustus 2015, 00:42 WIB
Terbukti, Pertanian Modern Tingkatkan dan Tekan Biaya Produksi
ilustrasi/net
RMOL. Empat kelompok tani di Desa Dalangan, Kabupaten Sukoharjo yang tergabung dalam Gapoktan Tani Mandiri mampu membuktikan bahwa pertanian modern dengan mekanisasi dari penanaman sampai panen mampu meningkatkan produksi padi dan menekan biaya produksi.

"Semula petani masih ragu apakah penggunaan alat modern pertanian mampu lebih menguntungkan. Pada satu kali musim tanam terbukti ada efisiensi di biaya tanam, benih, dan biaya panen," kata Kepala Dinas Pertanian Sukoharjo, Ir Nelli Harjianti saat meninjau pola pertanian modern di Desa Dalangan, Kecamatan Tawangsari, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa, (4/8)

Menurutnya, untuk satu hektare lahan biaya tanam dengan mesin penanam padi bisa menghemat Rp1,25 juta, pengadaan benih dengan mesin tanam menghemat Rp 700 ribu dan panen dengan mesin menghemat biaya panen Rp 500 ribu.

"Salah satu persyaratan pola mekanisasi penuh adalah luasan lahan yang memerlukan minimal 100 hektar sawah dalam satu hamparan, dan empat kelompok tani yang tergabung dalam gapoktan itu, akhirnya siap mengikuti percontohan pertanian modern," jelasnya.

Sementara, sejumlah peralatan mekanisasi yang digunakan pada program itu antara lain empat traktor roda empat, dua traktor roda dua, tujuh unit mesin tanam atau rice transplanter,  771 unit tray atau kotak tanam, dan  satu mesin panen atau combine harvester.

Gapoktan itu juga membentuk Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA) Bagyo Mulyo sehingga mesin pertanian itu bisa disewakan kepada kelompok tani lainnya.

"Sudah banyak order sewa dari kelompok tani lain sampai kita menolak order karena sudah padat jadwal sewanya," kata Manajer UPJA Bagyo Mulyo, Drs Karjono.

Dia terangkan, hasil sewa mesin pertanian selama dua musim tanam sudah bisa membeli traktor tangan seharga Rp23 juta.

"Salah satu kendala penanaman serentak untuk 170 hektare adalah keterbatasan jumlah tray atau kotak persemaian yang hanya tersedia sekitar 2.500 kotak  padahal diperlukan minimal 10.000 kotak sehingga penanaman berikutnya harus menunggu sampai 16 hari," jelasnya.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Soemadjo Gatot Irianto menjelaskan, usaha tani padi dengan bantuan peralatan modern itu selain menciptakan efisiensi juga menciptakan lapangan kerja baru yaitu jasa penanaman, pembajakan, jasa pembenihan dan jasa panen padi.

"Banyak ibu rumah tangga yang mengerjakan persemaian dan banyak pemuda yang  menjadi operator mesin," katanya.

Terkait kendala keterbatasan tray, ia berjanji akan mencari industri yang mampu membuat itu karena semakin lama kebutuhan secara nasional semakin meningkat.

Ia juga menjelaskan, UPJA Bagyo Mulyo juga mendapat bantuan Unit Produksi Pupuk Organik sebanyak dua unit termasuk 20 ekor ternak sapi sehingga hasil pupuk organiknya bisa membantu meningkatkan kesuburan lahan sawah. [sam]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA