"Kedua hal tersebut sangat relevan, dan insya Allah akan terus relevan dalam kehidupan kebangsaan kita," kata ekonom senior, Dradjad H Wibowo, kepada
Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu (Senin, 3/8).
Dradjad pun berharap Ketua Umum PP Muhammadiyah mendatang adalah individu terbaik dalam hal gerakan tajdid dan dakwah
amar ma'ruf nahi munkarDradjad menjelaskan, gerakan tajdid terus diperlukan karena bangsa Indonesia terus menerus menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (AHTG) yang sifatnya dinamis, baik dari internal maupun eksternal, baik nasional, kawasan maupun global. ATHG ini pun terjadi di semua sektor.
"Di bidang profesi saya (ekonomi), Indonesia ikut babak belur hanya karena dolar mengalir kembali ke AS. Efeknya dirasakan mulai dari kesehatan makro, perusahaan, dan bisa mempengaruhi persatuan bangsa dan kehidupan beragama. Contohnya, dulu Indonesia kehilangan Timtim karena ambruknya ekonomi," jelas Dradjad
Gerakan tajdid Muhammadiyah, sambung Dradjad, sangat diperlukan untuk memberi solusi bagi masalah-masalah tersebut, baik dari sisi agama maupun lintas disiplin. Contoh lain adalah masalah Ijtima Ulama ke-5 Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menetapkan Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tidak sesuai syariah.
"Jika gerakan tajdid Muhammadiyah berjalan efektif, kontroversi seperti ini mungkin bisa dihindari. Apalagi jaminan kesehatan itu sangat mendasar dan krusial," ungkap Dradjad.
Dradjad melanjutkan, gerakan
nahi munkar juga sangat penting utk membersihkan bangsa ini dari borok-borok seperti korupsi, rusaknya birokrasi, narkoba, bahkan untuk menghilangkan benih-benih esktremisme, terorisme dan separatisme.
"Setiap warga persyarikatan adalah dai, dan mereka harus terus mengingatkan sebanyak mungkin orang agar terhindar dari paham-paham ekstrem, teroris dan separatis," demikian Dradjad.
[ysa]
BERITA TERKAIT: