"Angka yang besar ini harus juga dapat dinikmati oleh industri pertahanan nasional. Jadi industri kita juga merasakan untungnya," ujar mantan anggota komisi I DPR, Helmy Fauzi di Jakarta, Kamis (25/6).
Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto mengungkapkan pemerintah berencana memberi alokasi anggaran pertahanan 2017 sebesar Rp 200 triliun. Dana ini akan dianggarkan jika target pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen tercapai. Pada APBN 2015, anggaran pertahanan sudah mencapai Rp 94,90 triliun.
Helmy mengungkapkan selama ini belanja alat utama sistem pertahanan (alutsista) tidak optimal melibatkan industri pertahanan. Alhasil, perkembangan industri strategis tersebut masih belum memuaskan. Sementara, proyek pengadaan melalui industri pertahanan sering terkendala karena pendanaan via bank nasional sulit terealisasi.
"Selain jarang dilibatkan untuk pengadaan alutsista canggih, kementerian pertahanan dan TNI terkadang hanya memberi proyek pengadaan pada industri pertahanan nasional yang nominalnya kecil," demikian Helmy.
Ketua bidang Pertahanan dan Luar Negeri Seknas Jokowi ini mengingatkan Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI meningkatkan performa organisasi. Sebab, selama ini daya serap anggaran pertahanan masih belum menggembirakan.
"Kemenhan harus belajar dari banyaknya target pembangunan minimum essential forces tahap 1 yang meleset. Ini jangan sampai kejadian lagi," imbau Helmy.
[ysa]
BERITA TERKAIT: