"Teror yang nyata seperti ini jangan dibiarkan saja, karena akan membawa keresahan kepada masyarakat," kata anggota Komisi III dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Aboebakar Alhabsy, kepada
Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu (Senin, 25/5).
Seharusnya, ungkap Aboebakar, aparat terkait turun tangan untuk memberantas teroris seperti ini. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Densus 88 dan steakholder lainnya haruslah segera berkoordinasi dan menjalankan tugasnya dengan baik.
"Masyarakat banyak yang menanyakan kepada kita selaku mitra kerja, kenapa Densus 88 hanya diam saja dengan teror yang terang benerang seperti itu," kata Aboebakar.
Akhirnya, lanjut Aboebakar, beberapa kalangan membandingkan persoalan ini dengan penembakan yang dilakukan Densus 88 terhadap Nurdin pada September tahun yang lalu. Nurdin ditembak saat shalat Ashar karena diduga sebagai teroris.
"Namun orang-orang OPM ini, yang sudah melancarkan ancaman teror secara terbuka, didiamkan saja. Akhirnya sebagian orang menyimpulkan, bahwa aparat memiliki standar ganda dalam mengkategorisasikan teroris," demikian Aboebakar.
[ysa]
BERITA TERKAIT: