Ketika itu, kata Ketua DPD Ormas Pospera, Ahmad Yuslizar, para pendiri Pospera merupakan simpul-simpul gerakan mahasiswa yang berhasil memaksa Soeharto mundur. Sebagai pengingat momentum reformasi itu dan konsistensi perjuangan gerakan 98, maka diputuskanlah tanggal 21 Mei.
"Kami tidak akan pernah melupakan rakyat meski kini menjadi ormas pendukung pemerintah. Pospera meyakini betul Jokowi tetap konsisten dengan agenda-agenda kebijakan pemerintahannya yang pro rakyat," kata Yos, begitu Ahmad Yuslizar, dalam keterangan beberapa saat lalu (Kamis, 21/5).
Yos menegaskan, deklarasi dan penggalangan massa Pospera Banten yang datang dari Lebak, Mauk, Labuhan, Rangkas, Serang, Pandeglang hingga Pamulang ini sudah direncanakan dan diputuskan waktu pelaksanaannya jauh-jauh hari lalu. Karena itu sama sekali deklrasi ini tidak terkait dengan aksi mahasiswa, dan tidak bertujuan untuk menghadapi mahasiswa.
"Kita dulu simpul mahasiswa, masak harus melawan sejarahnya sendiri. Tidak lah. Silahkan saja berdemo," demikian Yos, sambil mengatakan deklarasi ini juga akan disertai dengan seminar bertemakan "Dengan Pilkada Yang Berkualitas Akan Menghasilkan Pemimpin Yang Berkualitas’."
[ysa]