Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok mengatakan, dirinya ingin pengelolaan air terus dilanjutkan. Bahkan dia mengharapkan, rencana pemenuhan kebutuhan air di Jakarta selesai pada tahun 2017 atau paling lambat 2018.
"Kami tidak peduli berapa uang yang dihabiskan. Karena yang penting warga Jakarta seluruhnya dapat air bersih. Uang ada
kok di pemerintah. Cepat buat proposalnya, nanti kita kasih penyertaan modal pemerintah (PMP),"kata Ahok di Gedung Logistik PT Palyja, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (19/5).
Dia menjelaskan, Pemprov DKI Jakarta saat ini sedang banyak-banyaknya memiliki anggaran. Apalagi tahun anggaran 2015 ini ada pemangkasan anggaran sebesar Rp 12, 1 triliun.
"Misalnya bangun alat ini (MBBR) Rp 20 miliar, saya tadi dengar itu ketawa-ketawa saja. Kalau saya kasih Rp 1 triliun bisa dapat 40 instalasi yang sama. Buat DKI itu kecil
loh," sumbar mantan Bupati Belitung Timur ini.
Sebagaimana diketahui penerapan teknologi ini untuk meningkatkan pasoka air kepada 150 ribu masyarakat di Jakarta Barat. Dengan teknologi ini ditargetkan mampu mencukupi 95 persen kebutuhan masyarakat pada tahun 2020.
Teknologi yang dikembangkan oleh Degremont Indonesia ini merupakan yang pertama kalinya diterapkan di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Teknologi ini menggunakan medium-medium kecil yang dinamakan 'meteor'. Fungsinya untuk mengurangi polutan dalam air, seperti amoniak. Sehingga air yang diolah layak menjadi bahan baku untuk pembuatan air minum.
Untuk diketahui MBBR ini mampu menampung hingga 550 liter air perdetik. Setelah diolah maka air yang dihasilkan tidak akan jauh berbeda, karena hanya membersihkan dari bakteri. Sedangkan 'meteor' sebagai alat utama memiliki masa guna sekitar 10 tahun.
[wid]