"Apalagi Islam sekarang telah dijadikan musuh oleh dunia Barat, pasca selesainya selesainya perang dingin dunia setelah Uni Soviet hancur. Tidak hanya memanfaatkan isu Sunni dan Syiah, tapi juga dengan politik pecah belah yang dilancarkan dunia barat. Terbukti berkecamuknya perang saudara di Timur Tengah, juga keberadaan ISIS yang telah berhasil mengadu domba Sunni dan Syiah," kata Amirsyah, Selasa (12/5).
Dia mengingatkan, dulu dunia terbagai menjadi tiga kekuatan. Pertama Amerika Serikat, Uni Soviet dengan kekuatan komunisnya, dan dunia islam. Setelah Soviet runtuh, kini islam menjadi kekuatan dunia.
"Disinilah Islam dianggap sebagai pesaing dan kekuatan baru oleh AS dan sekutunya. Sehingga harus dihadang bersama-sama," tegas dosen Universitas Islam Negeri ini.
Sementara itu, Ketua Umum Pusat Ikatan Dai Indonesia Prof. Dr. Ahmad Satori Ismail mengungkapkan pentingnya pemahaman agama diberikan kepada masyarakat Indonesia untuk membendung upaya adu domba yang memanfaatkan agama.
"Seperti umat Islam wajib mengerti bahwa di Islam itu ada mazhab dan aliran-aliran. Pengertian ini harus diberikan agar tidak mudah diadu domba," jelasnya.
Sedangkan terkait keterlibatan ISIS dalam upaya pecah belah itu di Indonesia, Satori mengaku belum melihat gejala itu. "Kalau itu
wallohualam. Saya tidak melihat dan semoga tidak terjadi di Indonesia," tandasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: