Kepengurusan DPC dan DPD pun silih berganti mendeklarasikan dukungan SBY. Bahkan, dukungan juga mulai disuarakan organisasi sayap partai seolah-olah tak mau ketingalan untuk terlibat memberi dukungan kepemimpinan Partai Demokrat kepada SBY.
"Catatan kesuksesan kepemimpinan beliau sebagai Presiden RI ke 6 selama 10 tahun berakhir dengan
soft landing bahkan transisi kepemimpinan kepada pengantinya juga dikawal dengan baik," kata Sekretaris DPP Partai Demokrat, Jemmy Setiawan, dalam keterangan beberapa saat lalu (Rabu, 6/5).
Catatan itulah, lanjut Jemmy, yang mendasari kesadaran secara kolektif bahwa SBY harus memimpin Demokrat. Kader yakin peluang 2019 Demokrat kembali memenangkan kontes di pesta demokrasi 2019 menjadi tinggi di bawah kepemimpinan SBY.
Menurut Jemmy, aklamasi adalah hakekat demokrasi Indonesia yang pinjakanya mufakat. Dan pemilihan secara aklamasi benar-benar diprakarsai oleh para pejuang-pejuang partai yang suasana kebatinanya memiliki kerinduan yang sama, untuk dapat memenagkan kembali percaturan politik 5 tahunan.
"Pemilihan secara aklamsi adalah demokrasi yang meminimalkan beberap hal. Yaitu mengantisipasi money politic, meminimalisir pengeluaran partai dari sisi waktu lebih cepat, dan meminimalkan potensi perpecahan mengingat dualisme partai sedang jadi trend," ungakp Jemmy.
Jemmy menambahkan, kesadaran kolektif untuk memperjuangkan agar partai utuh dan kuat agar tidak dimasuki anasir-anasir luar adalah alasan kenapa SBY harus terpilih secara aklamasi. Di saat yang sama, kerinduan para segenap kader dari seluruh penjuru nusantara untuk dapat memenagkan kembali kontes demokrasi 5 tahunan menjadi berpeluang di bawah kepemimpinan SBY.
"Runtuhnya kepercayaan kader karena droop-nya perolehan suara di 2014 kemarin akan kembali pulih karena sosok SBY bersedia kembali ke gelangang memimpin langsung merebut kejayaan Demokrat," demikian Jemmy.
[ysa]
BERITA TERKAIT: