Di tengah kesibukan jajaran pimpinan Polri menghadapi proses pergantian Kapolri yang sudah diajukan Presiden Joko Widodo ke DPR RI untuk mendapat persetujuan, Irjen Eko malah bersafari ria dengan menggunakan moge dari Medan ke Balige, Tapanuli Utara (Taput) pada Jumat 3 April hingga Sabtu 5 April 2015 lalu.
Adalah Ketua Presidium Indonesia Traffic Watch (ITW) Edison Siahaan yang mengungkap gaya hedon Irjen Eko Hadi ini. Menurutnya, Irjen Eko Hadi tidak seharusnya melakukan safari moge apalagi di tengah kondisi masyarakat saat ini yang sedang susah. Ironisnya, untuk memenuhi kepuasan dirinya, Kapoldasu memaksa sejumlah tamu hotel yang didatanginya harus angkat kaki.
"Rakyat sedang kesulitan, koq Kapolda justru menggelar safari moge," kata Edison Siahaan kepada wartawan, Rabu (8/4).
Edison yang mengaku menyaksikan safari moge tersebut menjelaskan, Kapoldasu Irjen Eko bersama rombongan mengendarai moge dari Medan menuju Balige, pada Jumat 3 April 2015 lalu. Perjalanan rombongan dikawal mobil Patroli Direktorat Lalu Lintas dan moge Provost Polda Sumut.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 300 Km, rombongan tiba di Balige pada sore hari. Kemudian belasan moge yang digunakan Kapoldasu dan rombongan diparkir di depan Hotel Ompu Herti milik Letnan Jenderal (Pur) TB Silalahi.
Selanjutnya Irjen Eko Hadi bersama rombongan yang sebagian adalah perwira tinggi Mabes Polri menggunakan spedboat menuju villa di Tarabunga yang juga milik TB Silalahi. Di Pulau yang terletak di Danau Toba dengan tarif jutaan permalam inilah Kapoldasu dan rombongan menginap, sementara sebagian rombongan dan para pengawal menginap di Hotel Ompu Herti dengan tarif tak lebih dari Rp 1 juta.
Ironisnya, diungkap Edison, safari moge Kapoldasu berdampak pada sejumlah tamu yang menginap Hotel Ompu Herti. Sebab, mereka harus angkat kaki untuk mencari hotel lain karena pihak Hotel Ompu Herti menolak untuk memperpanjang waktu sewa kamar dengan alasan akan digunakan oleh rombongan Kapoldasu.
Edison menyesalkan peristiwa yang ditimbulkan oleh safari moge Kapoldasu tersebut. Karena kehadiran Kapoldasu dan rombongannya telah menuai kekecewaan masyarakat karena terpaksa angkat kaki dari Hotel Ompu Herti.
Menurut Edison, peristiwa seperti itu akan memperburuk citra Polri, yang seharusnya tidak perlu terjadi. Seharusnya kehadiran setiap anggota Polri apalagi pimpinanya dapat membuat rasa aman dan nyaman bagi masyarakat. Bukan justru merepotkan bahkan menambah kesulitan masyarakat.
"Seharusnya peristiwa seperti yang terjadi di Balige jangan lagi terulang. Kapoldasu hendaknya memahami tugas dan wewenang serta tanggungjawabnya," tukas Edison.
[dem]
BERITA TERKAIT: