Sebagai mantan aktivis Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM), pemikiran dan cita-cita Trisakti yang dikumandangkan Bung Karno bukan sesuatu yang asing bagi Ribka Tjiptaning.
Dukungan untuk Ribka tidak hanya datang dari kalangan internal PDIP, melainkan juga dari kalangan di luar. Ketua Umum Partai Pelopor Eko Surjo Santjojo, misalnya, menilai bahwa Ribka adalah tokoh PDIP yang paling tepat untuk menduduki kursi Sekjen PDIP.
"Mbak Ning adalah loyalis keluarga Mbak Mega dan Bang Taufiq. Dia membantu Mbak Mega sejak masa-masa sulit saat Mbak Mega dalam tekanan Orde Baru. Dia ini kader lama, bukan kader kos-kosan," kata Eko yang bersama-sama dengan Ribka pernah aktif di GPM.
Ribka merupakan salah seorang korban kerusahan 27 Juli 1996 atau Kudatuli, ketika Kantor DPP PDI kala itu diserang oleh kelompok pro Orde Baru. Bersama korban lain, Ribka mendekam di dalam penjara untuk beberapa waktu lamanya.
Menurut Eko, Ribka juga punya pengalaman di Parlemen tidak perlu diragukan, mengingat dia pernah memimpin komisi di DPR RI selama dua periode. Ribka juga telah membuktikan dirinya memiliki komitmen dan keberpihakan kepada rakyat kecil.
"Salah satu perjuangannya adalah menciptakan rumah sakit yang benar-benar bisa diakses masyarakat kelas bawah," kata dia lagi.
Eko juga menegaskan sebagai representasi kekuatan akar rumput PDIP, Ribka juga dapat berperan sebagai komunikator ulung di lapangan.
"Selama ini ada kesan, PDIP kekurangan komunikator yang bisa menjembatani gagasan kerakyatan partai dengan lingkungan politik nasional yang lebih dinamis. Melihat pengalamannya, saya yakin Mbak Ning akan menjadi komunikator yang baik bagi PDIP," demikian Eko.
[dem]