Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

JELANG KONGRES PAN

Setiap Periode Memiliki Tantangan Sendiri, Tak Bisa Dibandingkan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Jumat, 27 Februari 2015, 16:10 WIB
Setiap Periode Memiliki Tantangan Sendiri, Tak Bisa Dibandingkan
rmol news logo Suara Partai Amanat Nasional (PAN) pada Pemilu 2014 ini 9.481.621 atau 7,59 persen memang meningkat dibanding Pemilu 2009, 6.254.580 atau 6,01 persen.

Namun, peningkatan suara tersebut tak bisa diklaim sebagai keberhasilan Ketua Umum DPP PAN Hatta Rajasa. Karena kenyataannya, perolehan suara PAN itu jauh dari target yang ditetapkan.

"Klaim keberhasilan perolehan suara PAN di 2014 sebesar 7,59 persen tidak dilengkapi dengan informasi bahwa target yang dicanangkan sebesar 12 persen," jelas anggota tim sukses Zulkifli Hasan, Totok Daryanto, (Jumat, 27/2).

Dia juga tidak melihat klaim kesuksesan kepengurusan Hatta Rajasa ini signifikan. Buktinya, PAN masih menjadi partai tengah sampai Pemilu 2014. Tidak ada lonjakan yang signifikan peningkatan jumlah suara dan perolehan kursi. "Tidak capai target, kok klaim berhasil," kata Totok, politikus senior PAN ini.

Kalau ingin mempertanyakan lebih jauh lagi, dia menambahkan, Hatta Rajasa harus mampu menjelaskan bagaimana perolehan suara Gerindra dan PKB bisa meninggalkan PAN di Pileg 2014.

"Ini kan jelas memperbandingkan capaian partai-partai dalam suatu kurun waktu dengan dinamika dan tantangan yang sama. Memperbandingkannya dengan kepengurusan-kepengurusan PAN sebelum ini menjadikannya  absurd. Setiap periode kepengurusan memiliki dinamika dan tantangannya masing-masing, " tambah Totok.

Karena itu, dia menambahkan, Hatta Rajasa seharusnya mempertanggungjawabkan kinerja tersebut. "Bukan membalikannya menjadi alat kampanye," demikian Totok.

Sebelumnya, kubu Hatta Rajasa, Drajad Wibowo mengungkapkan, suara tertinggi PAN dicapai masa kepemimpinan Hatta Rajasa.

Buktinya, pada Pemilu 1999, PAN memperoleh 7.528.956 atau 7,12 persen suara. 2004, perolehannya 7.303.324 atau 6,44 persen. Di 2009, suara yang diperoleh 6.254.580 atau 6,01 persen. Raihan paling tinggi dicapai tahun 2014 dengan 9.481.621 atau 7,59 persen.

"Fakta yang muncul dari data di atas antara lain perolehan suara terendah dalam sejarah PAN terjadi pada Pemilu 2009, baik dari jumlah maupun prosentase suara," jelas Dradjad.

Dia mengingatkan, Pemilu 2009 itu adalah periode kepengurusan DPP PAN 2005-2010, dimana Ketua Umum Soetrisno Bachir, Sekretaris Jenderal Zulkifli Hasan, Bendahara Umum Asman Abnur dan Ketua Bappilu Totok Daryanto. "Ketua Fraksi PAN DPR RI menjelang pemilu adalah Zulkifli Hasan," jelas Drajad. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA