Namun, pihak Kepolisian negara tersebut harus mengusut secara tuntas siapa dalang sebenarnya dan apa motif sesungguhnya penembakan Deah Shandy Barakat, Yusar Mohammad Abu Salha dan Yusar Abu Salha tersebut.
Karena kata Komisoner Komnas HAM Maneger Nasution mengungkapkan, umat manusia, yang tulus mencintai kemanusiaan, tentu prihatin atas insiden tersebut. Sebab AS selama ini dikenal sebagai negara adikuasa dan kampiun demokrasi ternyata lagi-lagi belum lulus ujian ketulusan berdemokrasi.
"Terbukti tidak mampu melindungi umat manusia bahkan warganya sendiri dari teror yang bersifat rasial. Penembakan mahasiswa Islam tersebut sangat melukai nurani kemanusiaan universal," jelas Maneger, (Sabtu, 14/2).
Maneger juga menilai, selama ini kalau yang melakukan penembakan orang kulit hitam, yang disalahkan selalu kelompok kulit hitam. Begitu juga kalau yang melakukan adalah seorang muslim, misalnya, seluruh umat Islam disalahkan dan dicaci maki.
Tetapi kalau yang melakukan orang kulit putih selalu diekspose bahwa pelakunya adalah orang yang tidak waras.
"Ini kebijakan standar ganda dan tidak fair serta tidak imparsial dalam kehidupan masyarakat modern yang bermartabat yang mengedepankan konstitisi, hukum, dan keadaban. Apakah mereka lulus uji ketulusan dan imparsialitas kemanusiaan?" demikian Manager.
[zul]
BERITA TERKAIT: