Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Penanganan Banjir di Bandung Sudah Dibahas Sejak 2010, Tapi Tak Terlaksana

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Sabtu, 27 Desember 2014, 11:49 WIB
Penanganan Banjir di Bandung Sudah Dibahas Sejak 2010, Tapi Tak Terlaksana
rmol news logo Banjir yang menggenangi lima kecataman di Kabupaten Bandung, Jawa Barat telah berlangsung 10 hari, sejak Kamis (18/12) pukul 20.50 Wib hingga sekarang. Karena belum semuanya surut.

Sampai saat ini 14.276 jiwa (4.409 KK) masih mengungsi yaitu di Kecamatan Baleendah 5.365 jiwa (1.608 KK), Kecamatan Dayeuhkolot (5.827 jiwa (1.906 KK), Kecamatan Bojongsoang 1.680 jiwa (498 KK), Kecamatan Ketapang 747 jiwa (229 KK), dan Kecamatan Cicalengka 657 jiwa (159 KK).

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menjelaskan, banjir di Cekungan Bandung atau di DAS Citarum Hulu ini sesungguhnya sudah berlangsung sejak lama karena kondisi alamiah topografinya cekung seperti mangkok.

Apalagi, penduduk bertambah dan degradasi lingkungan, frekuensi banjir semakin meningkat.

Karena daerah di Baleendah, Dayeuhkolot, Majalaya, Bojongsoang, dan Banjaran adalah pemukiman padat dan berkembang kawasan industri.  "Sejak 1980-an banjir hampir setiap tahun," jelas Sutopo dalam pesan singkatnya (Sabtu, 27/12).

Jika tahun 2.000 penduduk di Cekungan Bandung 6,2 juta jiwa, namun tahun 2014 diperkirakan 9,1 juta jiwa. Tekanan penduduk yang besar ini cenderung mengeksploitasi ruang dan lingkungan, menyebabkan erosi 1-1,7 juta ton/hektar dari 7 sub DAS Citarum Hulu.

"Akibatnya sedimentasi di sungai Citarum dan anak-anak sungainya," ungkapnya.
 
Untuk itu perlu penanganan yang komprehensif, baik struktural maupun non struktural. Usulan penanganan banjir jangka pendek di DAS Citarum ini sudah pernah dibahas dalam rakor tingkat menteri di Kantor Kemenkokesra pada Maret 2010 setelah terjadi banjir besar.

Beberapa usulan itu adalah 1) konservasi di 7 sub DAS Citarum Hulu, 2) Relokasi perumahan di Cieunteung, Dayeuhkolot, dan Citepus., 3) normalisasi Sungai Citarum dan 9 anak sungainya, 4) pembangunan 22 waduk dan kolam rentensi, 5) pembenahan drainase, 6) revitalisasi permukiman di bantaran sungai, 7) sosialisasi dan hidup harmoni bersama banjir.

"Total anggaran yang diusulkan Pemda Jawa Barat dan Kementerian PU adalah Rp 3,3 triliun. Namun sayangnya tidak terlaksana," demikian Sutopo. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA