KENAIKAN HARGA BBM

Jokowi-JK Terbukti Tinggalkan Rakyat Kecil yang Tak Berdaya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Rabu, 19 November 2014, 04:40 WIB
Jokowi-JK Terbukti Tinggalkan Rakyat Kecil yang Tak Berdaya
ilustrasi/net
rmol news logo . Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menunjukkan bahwa pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla lemah dalam menghadapi tekanan asing. Pemerintah pun tidak mampu melindungi rakyatnya dari dominasi dan hegemoni kapitalisme global yang terus menggerus sendi-sendi kehidupan rakyat kecil.

"Fakta empiris membuktikan, kenaikan BBM akan berdampak sistematis terhadap kehidupan rakyat kecil yang lemah dan tak berdaya. Rakyat kecil yang pertama terkena imbas dari kenaikan harga BBM," kata Koordiantor Gerakan Aktivis Indonesia (Gramsi), Ali Sodikin, beberapa waktu lalu (Selasa, 18/11).

Menurutnya, dengan kenaikan BBM tersebut, harga-harga kebutuhan pokok secara otomatis akan naik. Padahal seharusnya Jokowi-JK memberantas mafia migas terlebih dahulu sebelum menaikkan harga BBM.  Tidak hanya itu, recovery sektor UKM juga perlu dilakukan agar lebih kuat menghadapi pasar bebas ASEAN.

"Kalau begini sama saja JKW-JK meninggalkan rakyat kecil dalam belantara pasar bebas tanpa perlindungan sama sekali dari negara. Rakyat menjadi yatim piatu di negara sendiri, negara yang kaya raya, tapi kekayaannya diserahkan secara mentah-mentah kepada pihak asing," sesal Ali.

Menurutnya, hegemoni rakyat terhadap Jokowi-JK sangatlah tinggi, karena rakyat berharap mereka mampu menjadi antitesa para pemimpin sebelumnya. Jokowi dianggap pro rakyat, lahir dari rakyat dan akan berpihak kepada kepentingan rakyat. Namun kenyataan berbicara lain, Jokowi lebih membela kepentingan para pemilik modal, corporate multi nasional dan kapitalisme global yang mendesak liberalisasi sektor migas dan energi.

"Kenaikan harga BBM menjadi bukti Jokowi meninggalkan rakyat kecil tak berdaya. Rezim Jkw-JK telah menipu kita semua, kita rakyat kecil Indonesia," demikian Ali. [ysa]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA