Karena selain tidak ada manfaatnya bagi masyarakat Jakarta karena digelar pada hari kerja juga tidak punya nilai empati sama sekali.
Pasalnya, relawan Jokowi-JK justru melupakan nasib ribuan korban bencana erupsi Gunung Sinabung yang telah mengungsi hampir setahun lamanya.
"Agendanya pun lebih banyak diisi dengan hiburan-hiburan seperti konser musik dan kirab budaya," ujar dosen Fisip Universitas Muhammadiyah Tangerang, Putra Batubara, dalam keterangannya yang diterima kemarin.
Makanya, Putra berharap pesta rakyat dan arak-arakan Presiden dan Wakil Presiden baru tersebut sebaiknya dilakukan lebih sederhana. Bahkan, diharapkan relawan Jokowi-JK bisa saja melakukan syukuran dengan aksi penggalangan bantuan dana untuk pengungsi korban erupsi Sinabung. Karena para pengungsi juga bagian dari rakyat Indonesia.
"Kita berharap pasca pelantikan, Jokowi-JK segera berkunjung ke Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara untuk memberikan semangat dan bantuan nyata bagi para pengungsi," tegasnya.
Pengungsi korban erupsi Sinabung ini membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah pusat karena mereka telah mengungsi cukup lama.
Hewan ternak mati, ladang rusak dan rumah mereka sudah tidak dapat ditempati lagi. "Pemerintahan Jokowi-JK dapat memberikan solusi relokasi para pengungsi ke tempat yang lebih aman sehingga mereka dapat melanjutkan hidup dan anak-anak dapat melanjutkan sekolahnya," demikian Putra Barubara.
Terkait dengan itu, politikus PDI Perjuangan Aria Bima mengakui, ada yang mengusulkan agar pesta Syukuran Rakyat di Lapangan Monas Jakarta, bisa jadi ajang pengumpulan donasi untuk pengungsi Sinabung.
"Bung @AbdeeNegara ada usulan publik sosmed agar dlm #SyukuranRakyat besok pagi bisa dikumpulkan dana utk pengungsi Sinabung. Tolong dibantu," kata dia lewat akun twitternya @ariabima99, Minggu malam (19/10).
Abdee "Slank" Negara adalah Ketua Panitia Syukuran Rakyat Salam Tiga Jari.
[zul]
BERITA TERKAIT: