"Masyarakat Jakarta wajib mengawasi agenda-agenda ini karena rawan dengan politik transaksional," ajak Dany Kusuma dari Jakarta Monitoring Community kepada redaksi (Minggu, 24/8).
Agenda-agenda besar ini akan diparipurnakan oleh anggota DPRD yang baru terpilih. Posisi koalisi Merah Putih di DPRD DKI sangat signifikan jumlahnya. Untuk mempermudah dan memuluskan pengunduran Jokowi sangat mungkin ada lobi di level pimpinan ketua partai yang duduk sebagai anggota DPRD. Lobi atau berganing antara pimpinan parpol dengan Ahok juga sangat mungkin terjadi saat pengangkatan dirinya sebagai Gubernur.
Yang paling rawan, kata Dany, pemilihan wakil gubernur DKI. Berkembang opini bahwa wakil gubernur jatahnya PDIP namun pada Pilkada lalu Jokowi-Ahok diusung satu paket oleh PDIP dan Gerindra. Jadi besar kemungkinan untuk mengusung wakil gubernur perlu ada kesepakatan diantara dua partai tersebut.
"Suasana pilpres masih terasa, hubungan antara PDIP dan Gerindra belum harmonis. Bisa saja nanti Gerindra mengusulkan satu calon. Apabila calonnya ada dua, dari PDIP dan Gerindra, maka akan terjadi pemilihan melalui DPRD dengan mekanisme voting. Dan kalau itu terlaksana sangat rawan terjadi politik transaksional," paparnya.
"Mari bersama kita awasi tiga agenda besar ini, karena kita ingin Jakarta yang lebih baik, terciptanya pemerintahan dan parlemen yang bersih dan jauh dari korupsi,kolusi dan nepotisme," pungkas Dany.
[dem]
. Warga Jakarta diimbau agar mewaspadai tiga agenda besar yang akan berlangsung dalam waktu dekat ini. Tiga agenda tersebut adalah pengunduran Jokowi dari Gubernur, pengangkatan Ahok menjadi Gubernur dan pemilihan Wakil Gubernur DKI. 
