Andi Arief: Kawalpemilu.org Lakukan Terorisme Demokrasi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Kamis, 17 Juli 2014, 21:22 WIB
Andi Arief: <i>Kawalpemilu.org</i> Lakukan Terorisme Demokrasi
rmol news logo .  Situs kawalpemilu.org menjadi pembicaraan beberapa hari belakangan. Rekapitulasi hasil perhitungan suara Pilpres 2014 yang dilakukan kawalpemilu.org digunakan oleh timses Jokowi-JK dan media yang selama ini dikenal mendukung pasangan tersebut sebagai rujukan mengklaim kemenangan.

Siapa yang mengendalikan situs kawalpemilu.org sudah jadi rahasia umum. Tiga ahli IT pendukung Jokowi berada di belakang situs tersebut. Mereka yakni Ruly Ahdiat, Ainun Najib, dan Yani alias Arek.

Menurut kabar yang beredar, Pemerintah Singapura melalui Ruli Ahdiat memback up kerja-kerja yang intinya memanipulasi perhitungan suara lewat penggiringan opini. Ruli, Ainun dan Arek hanya menyiapkan sistem sementera conten data perhitungan suara manipulatif disuplai dari Jakarta dan sudah dipersiapkan sejak lama.

Conten yang dimaksud adalah scan C 1 dan D 1 yang sudah diubah atau dimanipulasi menyesuaikan denan hasil quick count.

Siapa Ruli Ahdiat? Beredar kabar dia adalah Contry Director Tibco yang sekarang listing di Nasdaq (Amerika). Ruli adalah orang Indonesia yang sudah dikontrak seumur hidup oleh pemerintah Singapura karena membangun sistem pajak dan sistem pemerintahan di negara berjuluk negeri Singa itu.

Kabar lain menyebut tim ini menggunakan dana Rp 100 miliar lebih.

Menanggapi ini, mantan pendiri Partai Rakyat Demokrat (PRD) Andi Arif sangat menyesalkan. Menurut dia, tindakan tersebut telah mencederai demokrasi Indonesia.

"Ini terorisme demokrasi, " singkatnya kepada redaksi sesaat lalu (Kamis, 17/7).

Andi Arief yang kini menjadi Staf Khusus Presiden SBY merasa tidak aneh bila kawalpemilu.org disebut sebagai upaya penyesatan opini yang dilakukan oleh kubu Jokowi, setelah sebelumnya dilakukan dengan memanfaatkan quick count yang dirilis lembaga-lembaga survei yang jelas-jelas pemimpinnya menyatakan berafiliasi dengan Jokowi-JK.

Apalagi, kata Andi Arief, tak sedikit data rekapitulasi suara yang disebar dalam situs kawalpemilu.org berbeda dengan hasil pleno rekapitulasi KPUD yang dilakukan di sejumlah Kabupaten/Kota di Provinsi Riau.

Sebagai perbandingan, menurut kawalpemilu.org di Kepulauan Meranti pasangan nomor urut 1 Prabowo-Hatta memperoleh 29.486 suara, dan pasangan nomor urut 2 Jokowi-JK memperoleh 54.734 suara. Sementara, berdasarkan hasil pleno rekapitulasi KPUD Kepulauan Meranti, pasangan nomor urut 1 Prabowo-Hatta memperoleh 30.328 suara, dan pasangan nomor urut 2 Jokowi-JK 55.130 suara.

Hal yang sama juga terjadi di Provinsi Jawa Barat. Menurut situs kawalpemilu.org, pasangan nomor urut 1 Prabowo-Hatta memperoleh 397.142 suara, dan pasangan nomor urut 2 Jokowi-JK memperoleh 250.048 suara. Sementara berdasarkan hasil Pleno KPUD Kabupaten Sumedang, pasangan nomor 1 Prabowo-Hatta memperoleh 401.847 suara, dan pasangan nomor 2 Jokowi-JK 252.193 suara.

Dari tiga kabupaten di dua provinsi tersebut, terjadi perbedaan hasil yang cukup signifikan.[dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA