"Pemerintah, BUMN, dan masyarakat harus bersiap menghadapinya, bahkan wajib mengambil manfaat dari kesepakatan regional tersebut. PT. Sucofindo dan PT. Surveyor Indonesia harus mengantisipasi kemungkinan pembajakan tenaga kerjanya," kata ekonom senior Center for Information and Development Studies (CIDES), Dr. Umar Juoro, beberapa saat lalu (Kamis, 22/5).
Umar mengakui saat ini memang PT. Sucofindo dan Surveyor Indonesia menunjukkan
performance yang bagus untuk pasar dalam negeri. Selama ini untuk kegiatan di lingkungan BUMN atau Pemerintah, baik Sucofindo maupun Surveyor Indonesia selalu menjadi referensi. Termasuk untuk bersaing di level ASEAN keduanya bisa diandalkan.
"Tenaga kerja terampil di Indonesia dikhawatirkan akan pindah dari suatu negara ke negara lainnya di ASEAN. Ini merupakan tantangan bagi BUMN seperti Sucofindo dan Surveyor Indonesia untuk mempertahankan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas," ujar Umar Juoro.
Menurut Umar, ketika MEA diberlakukan, Indonesia merupakan pasar terbesar. Karena itu, persaingan perusahaan jasa verifikasi di tingkat ASEAN maupun di dalam negeri akan makin kompetitif.
"Di situ akan ada perusahaan asing yang akan mencari tenaga verifikator dari Indonesia. Jika ini terjadi tentu merupakan kerugian buat Sucofindo dan Surveyor Indonesia. Artinya, mereka masuk ke Indonesia dan bersaing dengan Sucofindo dan Surveyor Indonesia dengan menggunakan tenaga ahli dari kita," jelas Umar.
Agar tidak terjadi perpindahan tenaga ahli, Umar menyarankan agar Sucofindo dan Surveyor Indonesia meningkatkan kualitas pola pembinaan SDM, dan memperluas jaringan dan organisasi, bukan sekedar individunya saja.
"Karier bukan hanya masalah kompetensi. Tetapi bagaimana orang menjadi bagian yang terintegrasi dan bisa berkonstributif dengan nyaman," terang Umar.
Sebagai perusahaan jasa verifikasi, menurut, kegiatan surveyor rely on (bergantung) pada soal SDM. Dan SDM ini harus terus ditingkatkan kualitasnya agar sesuai dengan standar internasional. Umar menilai dengan jaringan yang luas di luar negeri Sucofindo dan Surveyor Indonesia diharapkan mampu bersaing dengan perusahaan sejenis dari negara anggota ASEAN.
Secara khusus ekonom CIDES itu meminta Sucofindo dan Surveyor Indonesia mewaspadai Singapura. Menurut Umar, negeri kecil ini minim SDM dan banyak tenaga ahli yang bekerja direktrut dari bangsa India, China, Melayu, Barat, dan lainnya. Perusahaan di Singapura dimiliki orang Singapura yang duduk di komisariat tapi untuk tenaga ahli mereka pakai orang dari mana saja.
[ysa]