Menurut salah seorang pengunjung yang menerbangkan layangan, Azka Zuheir (30 tahun), layang-layang adalah permainan yang santai untuk dilakukan dan bisa membuat anaknya senang.
"Dia masih kecil, mau main layang-layang," ujarnya kepada
Rakyat Merdeka Online, seraya menunjuk anak lelakinya yang berusia sekitar dua tahun.
Azka memilih untuk menghabiskan waktu akhir pekannya di Monas, ketimbang tempat hiburan lain lantaran lebih murah, lebih disukai anak, dan dekat dengan tempat tinggalnya. Dalam kesempatan itu, ia juga membawa serta istri, dua anak serta seorang mertuanya.
Kondisi Monas saat ini sedang dipadati ribuan pengunjung. Mereka melakukan berbagai aktifitasnya masing-masing. Sebagian ada yang berolahraga menggunakan sepeda atau berlari, ada yang sekadar bersantai bersama keluarga atau teman, dan ada juga yang menjajakan dagangannya seperti makanan, minuman, pakaian, aksesoris dan mainan.
Tampak di salah satu sisi Monas terdapat dua unit mobil perpustakaan keliling dari Pemprov DKI Jakarta yang menyediakan fasilitas peminjaman buku secara gratis kepada pengunjung Monas.
[ian]
Menjelang musim kemarau, langit cerah di komplek Monumen Nasional dihiasi puluhan layang-layang yang sebagian besar dimainkan oleh anak-anak. 
