Peristiwa itu diketahui ketika majikan DH, yakni Vivi melihat bercak darah di lantai rumahnya di Jalan Grinting III, RT 01 RW 04 Kelurahan Pulo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (31/3) malam. Karena curiga, ia menanyakan hal tersebut kepada DH. Namun DH menjawab kalau itu darah menstruasi.
Vivi tidak percaya atas pengakuan pelaku. Ia kemudian membawa pembantunya tersebut ke RS Fatmawati untuk menjalani perawatan karena terlihat lemas.
Saat diperiksa dokter, DH akhirnya mengaku kalau dirinya baru melahirkan namun bayi tersebut dibunuh dan dibuang ke dalam lubang kloset. Vivi kemudian melaporkan kasus ini ke Polsek Metro Kebayoran Baru.
"Sampai dengan saat ini alasan yang dikemukakan si pelaku adalah melukai bayinya sendiri karena takut diketahui oleh majikannya," jelas Kapolsek Metro Kebayoran Baru, AKBP Anom Setyadji, di kantornya, Selasa (1/4) pagi seperti diinformasikan Humas Polda Metro Jaya.
Lanjut Kapolsek, pelaku memiliki utang sebesar Rp 100 juta terhadap majikan. Sehingga majikannya meminta agar pelaku tidak hamil sepanjang belum dapat melunasi utangnya.
"Karena ada perjanjian antara pelaku dengan majikannya bahwa dia meminjam duit dengan syarat tidak boleh hamil. Tapi kami masih tetap melakukan pendalaman motif-motif lainnya," imbuh Kapolsek.
Suami pelaku bekerja sebagai kuli bangunan, yakni bernama Agi Wiguna (24), lelaki asal Banjar, Jawa Barat.
"Kini juga sudah dimintai keterangannya," kata Kapolsek.
Suami pelaku membenarkan istrinya punya utang Rp 10 juta untuk beli tanah di kampungnya, Ciamis, Jawa Barat. Agi sendiri mengaku tidak menyadari bila selama delapan bulan belakangan istrinya hamil. Pasalnya, sejauh ini, wanita asal Banjar itu selalu menutup-nutupi kehamilannya.
[wid]