"Kaliber dia harus RI 1, bukan lagi mendampingi orang. Itu kalau saya melihat figur dia, ya," jelas pengamat politik senior Asep Warlan Yusuf kepada
Rakyat Merdeka Online (Senin, 10/3).
Karena menurutnya, Ketua Umum Palang Merah Indonesia yang akrab disapa JK itu sosok yang lengkap. JK punya pengalaman, pengetahuan, keberpihakan yang jelas, integritas, keberanian, popularitas yang cukup baik. "JK itu orang yang lengkap menurut saya," tegasnya.
Meski diakuinya, ada dua kelemahan Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia itu. Pertama, usianya sudah di atas 70 tahun. Sementara saat ini berkembang wacana agar Presiden ke depan berusia 60 atau bahkan 50 tahun. Namun, dia tidak sepakat dengan dikotomi usia.
"Orang yang usia 40 tahun juga ada yang berpikir sangat kolot, kelakuannya nggak beres. Makanya saya setuju untuk tidak mendikotomikan antara tua dan muda. Jadi tergantung bagaimana orangnya," beber Gurubesar Universitas Katolik Parahyangan, Bandung ini.
Kelemahan kedua JK adalah saat ini dirinya tidak berada di pucuk pimpinan partai, yang bisa menentukan siapa capres. Padahal konstitusi menyaratkan, capres-cawapres diusung partai atau gabungan partai. "Dia tidak punya basis partai. Meski dia punya Golkar, tapi bukan pimpinan saat ini. Bahkan ada elit Golkar menyatakan, kalau JK Golkar sejati mestinya dukung Aburizal Bakrie," ungkap Asep.
Meski tidak punya partai, JK tetap berpeluang maju sebagai capres. Dalam amatannya, dukungan tidak hanya datang dari PPP dan PKB, dua partai yang menominasikan JK, yang memiliki elektabilitas tertinggi 17,6 persen di antara capres Partai Islam versi Political Communication Institute.
"Kalau bicara figur JK, sebenarnya tidak hanya sebatas PPP dan PKB. Banyak partai lain juga membicarakan supaya JK bisa diusulkan. Hemat saya figur JK menjadi lintas partai, lintas ideologis," ungkapnya.
Karena dalam pandangannya, sebagian elit PDI Perjuangan sedikit tertarik dengan figur JK itu. Meski memang belum resmi karena menunggu keputusan Megawati Soekarnoputri. Partai nasionalis lainnya adalah Nasdem yang punya kedekatan dengan JK. Apalagi, JK sebenarnya juga masih berpengaruh di Golkar.
"Pengaruh dia masih kuat di Golkar. Golkar kan ada tiga kekuatan, Aburizal Bakrie, Akbar Tanjung, dan Jusuf Kalla. Ketiga tokoh itu sangat berpengaruh. Jadi peluang JK masih ada. Tergantung lobi-lobi antarpartai. Sekarang, bagaimana caranya agar partai-partai itu mengusung JK. Kalau tidak, ya lewatlah dia," demikian Asep.
[zul]
BERITA TERKAIT: