Demikian disampaikan pengamat politik Ray Rangkuti dalam diskusi Pesan Kunci, "Siapa Kuda Hitam 2014" yang digelar
Rakyat Merdeka Online di Galeri Cafe, kawasan TIM, Cikini, Jakarta Pusat (Minggu, 9/3).
"Kalau suasana seperti ini, Pemilu berjalan tanpa target, bisa dilihat dari kampanye yang sebenarnya boleh disebut tidak menawarkan apa-apa. Jadi tidak akan muncul ada kuda hitam," kata Ray.
Kalau tidak perobahan, lanjut Ray, hasil Pemilu sudah diprediksi berdasarkan hasil survei yang banyak digelar saat ini. Pemenang Pilpres pun tentu mereka yang akan punya popularitas paling tinggi. Masyarakat juga ke TPS hanya asal coblos tanpa tahu bagaimana Indonesia ke depan.
"Jangan-jangan Pemilu kosong ini sengaja dibuat agar orang bicara popularitas saja yang ditopang citra lalu lupa membangun komitmen. Dengan ini mereka akan meraih suara besar," beber Ray.
Karena itu, menurut Ray, agar kuda hitam bisa muncul, artinya calon alternatif ikut tampil, suasanya harus diobah. Dengan cara ada perdebatan platform bagaimana mengisi pencapaian lima tahun ke depan.
"Jadi tidak bicara Indonesia hebat, Indonesia adil, Indonesia sejahtera, Indonesia tanpa diskriminasi lau. Karena itu sudah amanat konstitusi, semua harus melakukannya. Jadi suasananya harus diubah, apa yang ditawarkan lima tahun ke depan harus meluncurkan isu-isu baru agar kuda hitam bisa muncul," tandasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: