"Saya tidak percaya dengan hasil survei itu," kata pengamat politik dari Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens kepada Rakyat Merdeka Online di Jakarta (Minggu, 23/2).
Menurutnya, hasil survei itu tidak bisa dipercaya dan tidak menggambarkan kondisi masyarakat Indonesia secara keseluruhan dengan sebenar-benarnya. Bisa saja, populasi sampel sebagian besar diambil dari suku Jawa.
"Masyarakat kita ini moderat dan berpikir egaliter," ujarnya.
Sehingga, sambungnya, kondisi ini membuat masyarakat Indonesia tidak mempersoalkan etnis, agama, golongan atau kelompok dalam menentukan pilihan pemimpinnya. Di samping adanya proses modernisasi politik di tanah air sendiri.
Boni menyimpulkan survei ini sarat kepentingan karena ada yang mengarahkan. Selain itu, ia berharap agar model survei yang menyorot peranan etnis seperti itu tidak terjadi lagi. Karena memang tidak sesuai dengan karakter masyarakat Indonesia sekarang ini.
"Faktor sentimen kesukuan ada, tapi tidak menjadi faktor penentu pilihan," jelasnya.
[dem]
BERITA TERKAIT: