Menurut Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU Mohammad Hasan, pembangunan sodetan tersebut mampu menampung sebagian air Sungai Ciliwung.
Selama ini, Sungai Ciliwung tak mampu menampung banyak air. Salah satunya akibat banyaknya bantaran kali yang jadi tempat tinggal.
"Kapasitas maksimal debit air Sungai Cisadane sebesar 1.900 meter kubik per detik. Dalam kondisi banjir maksimal, level debit air 1.150 meter kubik per detik. Adapun saat kondisi normal, debit air di sungai itu hanya 50 hingga 200 meter kubik per detik. Jadi setidaknya Cisadane bisa menampung aliran dari Ciliwung," ujarnya.
Hasan mengatakan, debit air Cisadane dalam kondisi maksimal sebesar 1.350 meter kubik per detik. Level itu jauh dari kapasitas maksimalnya. Selain kapasitas sungai masih dapat menampung debit air, lanjutnya, sodetan akan dibangun di bawah tanah, seperti sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur.
"Di pintu masuk dan keluar sodetan itu juga akan dilengkapi pintu air. Ketika kapasitas Cisadane telah di ambang batas, pintu air dapat ditutup dan air diteruskan ke Sungai Ciliwung," jelas Hasan.
Diungkapkannya, rancangan awal, debit air yang mau disodet sekitar 600 meter kubik per detik. Tapi karena Pemprov DKI dan Kementerian PU khawatir banjir, maka dalam rapat koordinasi disepakati diturunkan menjadi 200 meter kubik per detik.
Hasan juga menjelaskan, untuk pembangunan sodetan tidak diperlukan pembebasan lahan karena akan dibuat terowongan. Namun, Hasan tidak menyebutkan lokasi pasti sodetan tersebut.
Untuk membangun sodetan sepanjang kurang lebih 1,2 kilometer ini, jelasnya lagi, Kementerian PU akan berkomunikasi terlebih dahulu dengan Pemerintah Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang.
Selain membangun sodetan, untuk mengurangi banjir di ibukota, pemerintah juga akan membuat Waduk Ciawi dan Waduk Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Pembangunan dua waduk tersebut akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014. Sedangkan pembebasan lahan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Yang paling penting adalah menuntaskan masalah banjir. Jadi ada kesepakan melanjutkan dan menambah infrastruktur. Rencananya juga akan dibangun dua waduk baru, yaitu Waduk Ciawi dan Sukamahi," lanjutnya.
Pembangunan direncanakan akan dimulai tahun 2015 mendatang. Pada 2014 ini akan difokuskan pada pembebasan lahannya mengingat sebagian lahan untuk kedua waduk itu masih dimiliki warga.
"Kalau infrastruktur akan ditanggung oleh Kemen PU. Kalau untuk pembebasan lahan, sejauh disetujui oleh DPRD DKI akan ditanggung Pemprov DKI," katanya.
Tanpa Kajian Matang, Tangerang MenolakMeski pembangunan sodetan Ciliwung-Cisadane dipercaya mampu mengurangi banjir, namun rencana ini ditolak Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang. Mereka menganggap ini hanya akan memindahkan banjir ke Tangerang akibat disodetnya aliran air hingga ke Kali Cisadane.
Penolakan itu disampaikan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar. Pemkot Tangerang, katanya, meminta pemerintah pusat agar mengkaji ulang secara matang rencana sodetan Sungai Ciliwung dan Cisadane. Ia menilai, langkah normalisasi sungai lebih efektif dibanding sodetan.
"Mestinya bukan disodet, sungai-sungai maupun kali, lebih baik dinormalisasi. Misalnya dengan membangun tanggul di dua sisi kali dan mengeruk pengendapan yang sudah parah, bukannya malah membuat sodetan," ungkap Zaki.
Menurutnya, bila sodetan tetap dilakukan tanpa kajian matang, maka ada risiko banjir pada tiga kecamatan di Kabupaten Tangerang. Tiga kecamatan tersebut adalah Teluk Naga, Kosambi dan Paku Haji. Bahkan, Zaki mengatakan, sejumlah lahan di Bandara Soekarno-Hatta pun bisa ikut tersapu banjir.
Terkait penolakan tersebut, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, rencana sodetan tersebut sebenarnya sudah lama dan telah dihitung secara matang. Ia sendiri mendorong kembali pelaksanaan rencana pembangunan sodetan Katulampa di Bogor, Jawa Barat menuju Sungai Cisadane di Tangerang, Banten.
"Sodetan tersebut bisa mengurangi beban air dari Katulampa ke Kali Ciliwung yang mengalir ke Jakarta. Terowongan bawah tanah tersebut bisa melengkapi sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur yang sedang dibangun pemerintah pusat sehingga banjir di kawasan Jakarta bisa dikurangi," ucapnya.
Jokowi mengungkapkan, akan membantu proyek ini meski tidak melewati ibukota. Dia mengaku siap mengeluarkan APBD untuk membantu program ini.
"Jika semua sudah berkoordinasi dan Kabupaten Tangerang sudah sepakat, kami akan bantu. Rencananya 2015 langsung dikerjakan," tegas Jokowi.
Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PU Hartanto mengingatkan, jangan sampai rencana tersebut merugikan salah satu pihak.
"Sebenarnya tidak ada masalah bila air dari Ciliwung dialihkan ke sungai lain di Jakarta. Namun, jika air dialirkan ke Tangerang, perlu komunikasi dengan berbagai pihak.
Setidaknya pimpinan dua wilayah tersebut duduk bersama membicarakan konsep hingga masalah pembebasan lahan," saran Hartanto.
Rencana pembangunan sodetan Ciliwung-Cisadane diputuskan dalam rapat koordinasi antara Kementerian Pekerjaan Umum beserta sejumlah kepala daerah di DKI Jakarta dan Jawa Barat, Senin (20/1) siang. Dalam rapat tersebut, disepakati pula rencana membangun dua waduk di Jawa Barat, yakni Waduk Ciawi di Bogor dan Waduk Sukamahi, Depok.
Pembangunan sodetan Ciliwung-Cisadane akan dikerjakan oleh pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian PU. Meski demikian, Kementerian PU akan terus berkonsultasi dengan Pemerintah Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang, yang tidak hadir dalam rapat tersebut. ***