Tingkat membaca pelajar Indonesia, berdasarkan studi tersebut, hanya mendapatkan skor 396. Kompetensi matematika dan ilmu pengetahuan pelajar Indonesia juga sangat buruk. Indonesia, berdasarkan evaluasi tiga tahunan PISA, memperoleh skor 375 untuk kompetensi matematika, dan skor 382 untuk ilmu pengetahuan.
Bila dibandingkan dengan sejumlah negara di kawasan ASEAN, kualitas pendidikan di Indonesia bahkan tertinggal jauh. Hasil studi menyebutkan Singapura menempati posisi kedua dengan skor 573 untuk matematika, 542 untuk kemampuan membaca, dan 551 untuk ilmu pengetahuan. Vietnam menduduki posisi 17 dengan perolehan skor 511 matematika, 508 membaca, dan 528 ilmu pengetahuan, sementara Thailand menduduki posisi 50 dengan skor 427 untuk matematika, 441 membaca, dan 444 ilmu pengetahuan.
Peringkat pendidikan Indonesia juga tak kalah lebih baik dari Malaysia. Negara Jiran menempati posisi 52 dari seluruh negara anggota PISA dengan perolehan 421 untuk matematika, 398 membaca, dan 420 untuk ilmu pengetahuan.
Peringkat pendidikan Indonesia hanya lebih baik dari Peru yang menempati posisi buncit. Adapun di posisi teratas ditempati oleh China dengan perolehan poin 613 matematika, 570 membaca, dan 580 ilmu pengetahuan.
Evaluasi PISA telah dilakukan Organisation for Economic Co-operation and Development atau OECD sejak tahun 2000 lalu. Evaluasi dilakukan untuk menilai kompetensi anak usia antara 15 tahun 3 bulan hingga usia 16 tahun 2 bulan dalam tiga bidang tesebut. Sebanyak 510 ribu siswa di 65 negara berpartisipasi dalam studi yang digelar pada tahun 2012 tersebut mewakili sekitar 28 juta anak-anak seusianya di dunia.
Penilaian dilakukan dengan metode tes tertulis selama 2 jam kepada para siswa. Materi tes berisi jawaban terbuka dan piliihan ganda. Selain itu, siswa juga mengisi kuisioner mengenai informasi tentang diri mereka sendiri termasuk infromasi rumah, sekolah, serta pengalaman belajar.
Bukan hanya itu, kepala sekolahnya pun turut mengisi kuisioner menenai infromasi latar belakang siswa, sistem sekolah dan pengalaman serta pembelajaran lingkungan sekolah.
Dikutip dari situs
oecd.org, fokus penelitian hasil survei tersebut ditekankan pada bidang matematika. Dalam hasil laporan disebutkan bahwa ada kaitan antara kekayaan suatu negara dengan keberhasilan siswa dalam tes matematika. Selain itu juga ada korelasi antara pendapatan per kapita suatu negara dengan kompetensi siswa.
[ian]
BERITA TERKAIT: