“Saya sudah buat instruksi ke seksi kecamatan, dan lima suku dinas kebersihan wilayah, kalau gaji tukang sapu jalan harus ditransfer melalui bank," ujar Unu saat dihubungi, Jakarta, Kamis (19/12).
Unu mengakui bila sistem transfer gaji, karyawan dapat menerima gaji secara benar tanpa ada potongan liar. Dugaan penyelewengan anggaran yang ditujukan ke dinasnya pun menurutnya dapat diperiksa melalui rekaman gaji yang terlihat melalui sistem Bank DKI. "Dengan sistem ini lebih aman dalam membayarkan gaji karyawan," imbuhnya.
Namun Unu berkilah bila pihaknya sebenarnya memiliki kesulitan membayar gaji dengan sistem transfer. Menurutnya gaji tukang sapu jalan yang satu dengan yang lain berbeda karena umumnya dibayar harian. Unu mengaku masih akan mencari solusi cara embayar gaji tukang sapu jalan di dinasnya. Padahal, Wakul Gubernur DKI justru mendesak agar gaji tukang sapu jalanan juga dibayar dengan sistem transfer.
“Kalau yang rajin bekerja bisa sampai 25 hari lebih, tapi ada juga yang malas hanya 15 hari bekerja. Nah ini harus kita antisipasi agar tidak menimbulkan fitnah dikemudian hari,†tuturnya.
Unu justru mengatakan bila persoalan pembayaran gaji penyapu jalanan bukan tanggung jawabnya. Melainkan tanggung jawab suku dinas kebersihan dan seksi kecamatan dinas kebersihan di lima wilayah di DKI.
“Kan kasihan gaji mereka dipotong. Padahal mereka bekerja hampir 24 jam untuk membersihkan jalan dan taman. Seperti penyapu jalan di Gambir. Di sana sering ada demo, belum lagi tahun baru, mereka bekerja keras, hampir gak ada istirahatnya,†tandas Unu.
[rus]