Tayangan ini banjir kritikan di Twitter. Banyak yang mencurigai kuis yang disponsori Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo ini hasil setingan alias sudah diatur sebelumnya.
Acara kuis ini sudah tayang di salah satu tivi swasta lebih dari sebulan lalu. Tayang di waktu jeda setiap pukul 9 pagi dan 5 sore. Durasinya sekitar 5 menit per tayangan. Video ini kemudian diunggah ke Youtube oleh akun Kuis Kebangsaan.
Kuis ini diklaim untuk menguji wawasan masyarakat tentang sejarah pengetahuan umum, dan informasi terkini. Hadiah yang disediakan cukup menarik. Ada kamera, telepon genggam, dan kulkas. Agar menarik, kuis disiarkan secara langsung dan pemirsa di rumah dapat partisipasi dengan menelepon pada nomor yang disediakan.
Pemirsa yang berhasil tersambung, diwajibkan untuk meneriakkan password: bersih, peduli, tegas, yang merupakan jargon yang diusung Wiranto-Hary Tanoe. Setelah itu, akan muncul huruf W I N H T dalam satu baris ke bawah di layar kaca. Pemirsa lalu dipersilakan memilih salah satu huruf. Kemudian, di balik itu muncul pertanyaan berikut jawaban dalam bentuk pilihan ganda.
Nah, dalam video yang diunggah tadi, ada kejanggalan. Seorang penelepon yang mengaku bernama Syaifudin dari Trenggalek, Jawa Timur, usai meneriakkan password langsung menjawab, “A. Istana Maimun.†Padahal, Tifany selaku pembawa acara belum membacakan soal. Syaifudin juga belum memilih salah satu huruf W I N H T yang merupakan dapur pertanyaan.
â€Bukan, Pak. Ini dia nih. Bapak boleh pilih dulu huruf yang ada di sebelah saya. Silakan,†terang Tifanny sambil menunjuk ke huruf baris huruf W I N H T. Bukannya memilih, Syaifudin malah terdengar kebingungan dan berujar, “Ooh...â€
Setelah beberapa detik, Syaifudin akhirnya memilih huruf H. Sebuah pertanyaan pun muncul. â€Istana yang menjadi salah satu ikon Kota Medan dan dibangun pada tahun 1888 adalah?†kata Tifanny membacakan pertanyaan yang juga muncul di layar. Di bawah pertanyaan ada tiga pilihan, yaitu: A. Istana Maimun; B. Gedung Sate; dan C. Museum Gajah.
Syaifudin pun menjawab dengan jawaban yang diucapkan saat awal nelepon. â€A. Istana Maimun,†ucapnya. â€Betul,†sahut Tifanny.
Dalam video itu, ada satu penelepon lagi bernama Yoel dari Medan. Sama seperti Syaifudin, Yoel juga langsung bisa menjawab walau pertanyaan belum muncul. “A. MT Haryono,†ucapnya.
Pembawa acara pun meminta Yoel untuk memilih huruf dulu. Yoel kemudian memilih huruf W. Lalu muncullah pertanyaan: Selain Ahmad Yani, siapa yang termasuk dalam 7 pahlawan revolusi? Jawaban yang tersedia adalah: A. MT Haryono; B. Gatot Subroto; dan C. Selamet Riyadi. Dengan begitu, jawaban Yoel tadi sangat tepat. Padahal, pertanyaan belum ada. Dari mana coba Yoel dan Syaifudin bisa menjawab sebelum pertanyaan ini muncul.
Video ini langsung menyebar di media sosial seperti Twitter dan Kaskus. Komentar-komentar lucu pun bermunculan. Sayangnya, sore harinya, video itu langsung diblok dengan alasan berisi konten yang menyangkut hak cipta.
Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi melalui akun twitternya @BurhanMuhtadi berkomentar pendek tapi dalem. â€HaHaHa lucu banget :)†kicaunya. Leksa melalui akun @leksa langsung menembak pihak menyelenggara kuasa menyeting kuis itu. â€Haha. udah kampanye pake kuis, setingan pula. Eh ketahuan lagi :))†kicaunya.
Iman Brotoseno dalam akunnya â€@imanbr mengolok-olok kuis dengan dengan membuat pertanyaan lain. â€Siapa Pangab yang menolak memakai surat perintah pemegang kekuasaan dari Soeharto? Jawab: Istana Maimun,†kicaunya sambil memasang hesteg #KuisKebangsaan. Harman Mariendra dalam akunnya â€@Mariendra melakukan hal sama dengan membuat pertanyaan, di manakah partai final piala dunia 2014 akan diselenggarakan? Jawabannya, Istana Maimun juga.
Aktivis Zuhairi Misrawi dalam akunnya â€@zuhairimisrawi menyebut kuis ini pembodohan kepada masyarakat. “Nyata, pembodohan,†kicaunya. Arits Ernest Prakarsa melontarkan sindiran. â€Kuis Kebangsaan ternyata pemenangnya sudah diatur. HT tampak nyaman ya membohongi publik. Trus mau jadi pejabat, gitu?†tulisnya.
Wiranto mengakui jika kuis kebangsaan itu memang settingan. “Semuanya di-setting. Saya kemari di-setting. Tapi setting yang tidak melanggar undang-undang, diizinkan. Jangan hanya like dislike,†ujarnya saat ditemui usai orasi kebangsaan di Hotel Bidakara, Jakarta, kemarin.
Wiranto menolak anggapan kuis itu pembodohan. Menurutnya, kuis tersebut tetap mendidik masyarakat. â€Sesuatu yang baik disalahkan. Itu (kuis kebangsaan) mendidik bukan menjerumuskan,†ucapnya.
Di mana mendidiknya? Kata Wiranto, dalam kuis itu pihaknya bertanya kepada masyarakat soal budaya, sejarah, dan hal-hal positif yang terjadi di Indonesia. â€Kami galakkan dengan cara itu, jangan dicurigai kemudian akal-akalan. Kami tulus melakukan itu karena kami merasa semangat kebangsaan sudah luntur. Apa salahnya kami beri upaya mendidik dengan cara-cara menarik?†ujarnya balik bertanya.
Sedangkan pihak penyelenggara kuis kebangsan masih keukeuh menyatakan tidak ada settingan. Melalui akun twitternya @KuisKebangsaan menyatakan, sebelum kuis disiarkan secara langsung, terlebih dulu dilakukan simulasi. Tujuannya, agar sambungan telepon tidak terputus dan peserta yang masuk tidak ada pengulangan. Simulasi ini sudah sesuai SOP.
â€Setelah simulasi berjalan dengan baik, baru kemudian kami menampilkan kuis tersebut live. Namun, kami tegaskan tidak pernah ada settingan. Yang terjadi berapa waktu lalu, saat tampil live penelpon langsung menjawab pertanyaan. Hal tersebut terjadi karena euforia peserta. Karena ingin cepat menjawab pertanyaan, sesuai dengan simulasi sebelumnya,†terang penyelenggara.
Penjelasan akun mewakili penyelenggara kuis ini pun mendapat kritik pedas. Aktivis AJI mengatakan penjelasan akun kuis kebangsaan melecehkan akal sehat. â€Bagaimana mungkin Anda membocorkan pertanyaan hanya untuk ngecek kualitas jaringan telepon. Menanyakan identitas kan cukup?†cetusnya. [HARIAN RAKYAT MERDEKA]
BERITA TERKAIT: