"Diperkirakan heli ini jatuh bukan karena kesalahan manusia (human error), tapi karena kesalahan alat," ujar Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Mayjen (Purn) TB Hasanuddin, dalam rilisnya (Minggu, 10/11).
Dia terangkan, Heli M17 merupakan jenis serbu tapi juga serba guna karena dapat dipakai menjadi angkutan untuk kebutuhan mobilitas lainnya, hadir di jajaran TNI AD sejak 2011 dan dibeli dari Rusia. Mengingat heli ini masih baru dan dibeli dalam program MEF (
minimum essential force) maka TNI harus segera melakukan evaluasi menyeluruh pada semua alutsista dalam program MEF.
"Selama ini kita telah mampu membeli alutsista yang modern dan canggih sampai ratusan triliun rupiah, tetapi apakah kita juga telah membeli suku cadang yang cukup?" ujar mantan Sekretaris Militer Presiden ini.
Sistem pemeliharaan termasuk biaya pemeliharaan yang disediakan juga jadi pertanyaan. Apakah TOT (
transfer of technology) sesuai dengan kontrak pembelian sehingga para prajurit memiliki kemampuan yang cukup dalam alih teknologinya?
"Segera evaluasi semua alutsista baru, di jajaran TNI baik AD, AL maupun AU," serunya.
Menurutnya, kalau sistem pengadaan suku cadang dan sistim pemeliharaannya tidak mendapatkan perhatian serius, tidak mustahil semua alutsista modern ini lambat laun akan menjadi barang yang tak ada manfaatnya, yang membahayakan prajurit sendiri dan tak memiliki daya tangkal lagi dalam sistim pertahanan RI.
[rus]
BERITA TERKAIT: