"Kami tidak mau
su'udzon kepada LSI & IRC yang merilis peringkat survei PD di posisi ketiga dengan kisaran suara 7-10 persen. Kami hormati itu sebagai hasil riset empiris dan akademik," ujar anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Dede Yusuf, dalam keterangan persnya, Jumat (25/10).
Pengalaman saat ikut Pilgub Jabar lalu, elektabilitas Dede Yusuf selalu tertinggi dalam survei. Tapi pada hari pemilihan, hasilnya berbeda. Karena itu menurutnya, suara PD masih memungkinkan untuk
rebound dengan energi positif seluruh kader PD. Bagi Demokrat, survei adalah parameter yang harus disikapi cerdas daripada sekadar perdebatkan metodologi dan akurasinya.
"Yang namanya obat selalu pahit tapi membawa kesembuhan. Sedangkan permen selalu manis tapi membawa penyakit. Jadi lebih baik kami telan bulat-bulat obat itu meskipun pahit rasanya yang penting kami selalu sikap positif yang menghadapinya," ungkapnya.
Karena itu, mantan Wakil Gubernur Jabar ini mengingatkan pesan Ketum PD, SBY, agar semua kader tidak melakukan politik kotor, tidak menghabiskan energi positif untuk menyerang pihak lain. Tapi sebaliknya, menghabiskan energi positif untuk kembali ke khittah & terus berbenah.
"PD sudah terbiasa di-
bully sejak dulu. Pak SBY berpesan harus tetap sabar dan tidak terpancing karena rakyat lelah lihat elitenya bertengkar. Kami sadar ada upaya-upaya untuk selalu membenturkan dengan pihak lain yang sedang populis agar kami tidak fokus dalam berbenah diri. Tapi kami tidak boleh terpancing, kami akan kembali
on the track kembali ke khittah untuk terus berbenah," pungkasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: