"Wajar saja kalau masyarakat harus diberi tambahan keyakinan melalui figur yang akan dimunculkan sebagai capres. Jadi bukan hanya wibawa parpol, juga capres yang akan diusung,†ujar Direktur Seven Strategic Studies (7SS) Mulyana W. Kusumah, di Jakarta Rabu (16/10).
Mulyana mengatakan, para petinggi parpol dalam berbagai kesempatan telah mengungkapkan target perolehan suara dalam Pileg 2014. Antara lain, Demokrat 15 %, Golkar 30 %, PDIP 27,2%, PKS 15%, dan sejumlah partai lain. Sudah pasti, tak semua parpol dapat memenuhi target tersebut. Sebab bila target semua parpol dijumlahkan, perolehan suara menjadi 182,3%. Hal ini tentu tidak mungkin, dan tidak akan mengubah target yang telah ditetapkan berdasarkan kalkulasi faktual dan rasional.
Volatilitas perolehan suara akan ditentukan dinamika politik nasional, faktor internal parpol seperti manajemen, kepemimpinan, kapasitas caleg yang berkompetisi di dapil, daya tarik capres yang diusung, serta aksesibilitas pada sumberdaya politik dan finansial, tuturnya.
Menurut Mulyana, perolehan suara parpol dalam pemilu 1999, 2004 dan 2009, dapat dikategorikan dalam 4 kelompok, yakni parpol dengan perolehan suara relatif stabil (terus berada di 3 besar). Kemudian parpol yang cenderung meningkat walau tidak signifikan, parpol yang menunjukkan tendensi menurun, dan parpol yang melonjak secara fenomenal. “Dengan parameter tersebut, PDIP, Golkar dan Demokrat tetap akan berada di posisi tiga besar,†jelas Mulyana, pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI).
Parpol yang memiliki potensi peningkatan peringkat dibandingkan pemilu lalu, antara lain Gerindra. Sedangkan parpol dengan basis dukungan politik yang jelas, tidak akan mengalami volatilitas menyolok. “Satu hal pasti, dalam kondisi politik nasional sekarang, tidak akan ada parpol yang mengalami lonjakan perolehan suara fenomenal seperti Demokrat 2009 yang meningkat 3 kali lipat,†tukas Mulyana.
Jauh sebelumnya, board of advisor CSIS Jeffry Geovanie, mengungkapkan, bila tidak ada peristiwa-peristiwa sangat luar biasa, PDIP, Gerindra, Golkar dan Demokrat akan menguasai parlemen dengan kursi lebih dari 80 persen. Demokrat yang hampir karam akan mampu memulihkan citranya dari partai yang korup menjadi partai yang kembali memberikan harapan lewat konvensi Capres dengan format yang demokratis.
"Golkar dengan kekuatan caleg-calegnya yang lebih mapan dan sangat merata di seluruh Indonesia dipastikan mampu mengembalikan kejayaannya setidaknya dengan perolehan 20 persen kursi," tutur Jeffry akhir April lalu.
Gerindra, dengan kekuatan figur Prabowo Subianto sebagai capres yang elektibilitas begitu tinggi saat ini akan menjadi kuda hitam yang mampu setidaknya menembus angka 20 persen perolehan kursinya di tahun 2014. Yang paling kuat, kata Jeffry, tentu PDIP dengan Jokowi effect-nya. "Sulit rasanya untuk tidak mengatakan pemenang Pemilu 2014 adalah PDIP," ungkapnya.
Jeffry sendiri yakin PDIP akan mendukung Jokowi. "Sampai saat ini saya masih berkeyakinan Megawati akan mengumumkan pencapresan Jokowi pada akhir Januari atau awal Februari 2014. Tidak percaya? Tunggu saja tidak lama lagi," demikian Jeffry.
[zul]
BERITA TERKAIT: