Namun, menurut Erick Rizky dari Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) yang sejak dua tahun terakhir meneliti situs megalitikum Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, kelihatannya penelitian yang sedang dilakukan di Gunung Padang itu lebih bisa diharapkan untuk mengubah kondisi Indonesia.
Penelitian di Gunung Padang yang diinisiasi oleh kantor Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana (SKP BSB) itu menggunakan sejumlah metode canggih seperti geolistrik, georadar, hingga yang terakhir teknologi tomografi untuk membaca gambaran benda di bawah permukaan dari gelombang suara yang dikirimkan.
Menurut Erick penelitian ini adalah salah satu rahasia ilmu pengetahuan yang perlu segera diungkap.
"Mengapa disebut pusaka? Mengapa pula selama ini jatuh pada pengetahuan
pseudoscience?" kata Erick.
"Saya sudah memiliki kesimpulan bahwa revolusi ilmu pengetahuan akan terjadi. Termasuk perubahan budaya, sosial ekonomi. Pemilu 2014 penting, kita wajib sukseskan. Tapi, melihat melihat hasil riset Gunung Padang, lebih berpeluang membuat Indonesia berubah," jelasnya.
Geolog DR. Danny Hilman Natawidjaja dan tim peneliti lain telah memindai Gunung Padang dan menganalisa selama dua tahun. Hasil penelitian mereka dikonfirmasi hasil uji tomografi yang dilakukan DR Bagus Endar serta dianalisa dalam filologi oleh DR Undang A. Darsa.
Saat ini arsitek Pon S. Purajatnika tengah bekerja untuk menyusun berbagai skenario kemungkinan bangunan yang tertimbun ini.
[zul]
BERITA TERKAIT: