Ali Masykur Musa Ngaku Belum Bentuk Tim Sukses

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Minggu, 06 Oktober 2013, 21:55 WIB
Ali Masykur Musa Ngaku Belum Bentuk Tim Sukses
ali masykur musa
rmol news logo Ali Masykur Musa merupakan salah seorang peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat. Namun, anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ini membantah kunjungannya ke Sungai Citarum di Majalaya, Jawa Barat siang tadi (Minggu, 6/10) agar lebih dikenal masyarakat.

"Ini tidak ada kaitan sama sekali dengan konvensi," tegas Ali.

Sebab, kegiatan sidak selaku anggota BPK telah dilakukan sejak jauh-jauh hari. "Saya sering sidak seperti soal pembuatan jalan raya dan jembatan," sebutnya. Ali mengaku tidak ngoyo dalam mengikuti konvensi capres PD. "Saya jalani dengan biasa saja. Bahkan saya belum membentuk tim sukses secara resmi," katanya.

Walaupun demikian, Ali mengaku kerap meluangkan waktu liburnya Sabtu dan Minggu berkunjung ke berbagai daerah terutama warga NU untuk meminta doa restu pencalonannya sebagai peserta konvensi. "Saya dalam kampanye menggunakan cara yang simpatik, murah dan sesuai dengan kebutuhan," katanya.

Sebelumnya, pendiri The Indonesian Institute, Jeffry Geovanie mengingatkan, konvensi Partai Demokrat harus menjadi perhatian publik kalau ingin sukses. Makanya, harus ada komitmen kuat dari pimpinan Demokrat, misalnya penyediaan biaya yang cukup untuk mengiklankan berbagai keunggulan penyelenggaraan konvensi.

Karena biaya seperti ini memang tak bisa dibebankan kepada para peserta karena umumnya sudah terbebani ongkos sosialisasi dirinya sendiri. "Konvensi capres Demokrat tidak akan mencapai sasaran bila media tidak maksimal memberitakannya. Lagi-lagi pertanyaannya adalah bagaimana media-media akan memberitakannya kalau design kampanye dari konvensi tidak menarik?" ungkapnya.

Para peserta konvensi Demokrat juga harus diperkenalkan ke publik melalui iklan-iklan di televisi dan koran-koran. "Sekarang ini sunyi senyap, dan tampaknya tidak banyak yang serius memperkenalkan diri kecuali Dahlan Iskan, Pramono Edi Wibowo dan Gita Wirjawan," imbuh Jeffry, pengamat yang pertama kali menyarankan partai politik menggelar konvensi jelang 2014.

Selain itu juga, saat ini mestinya bukan lagi membicarakan lembaga mana yang akan menjadi lembaga survei untuk konvensi. Tapi seharusnya publik sudah disajikan hasil survei bulan September ini agar publik tahu peringkat ke 11 peserta konvensi.

"Untuk survei seharusnya dilakukan tiap bulan. Jadi publik bisa tahu siapa yang unggul di September, Oktober, Desember dan seterusnya. Tiap minggu malam idealnya dilakukan debat publik di antara peserta konvensi, ditindaklanjuti menjadi polemik di koran-koran dan televisi esok harinya. Jadi betul-betul tiada hari tanpa berita konvensi," tandasnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA