"Itu salah satu ambivalensi di antara banyak ambivalensi SBY yang lain," ujar peneliti senior The Indonesia Institute Abdul Rohim Ghazali kepada
Rakyat Merdeka Online (Senin, 30/9).
Rohim mengingatkan, seorang pemimpin seharusnya memberi contoh kepada rakyat, utamanya soal konsistensi. Karena itu, dia menegaskan, SBY sudah tak layak dijadikan contoh. "Rakyat butuh contoh pemimpin yang baik. Pemilu harus dijadikan momentum untuk mencari pemimpin yang bisa diteladani," ungkapnya.
Menurut Rohim, lebih baik SBY dilupakan saja. Karena, rakyat sudah tak bisa berharap apa-apa lagi pada pemimpin yang tak bisa diteladani. Lebih baik, saat ini rakyat fokus ke depan, mencari pemimpin yang baik, yang konsisten, yang tidak menjadikan jabatan sebagai kuda troya untuk meraih jabatan yang lebih tinggi.
"Kita fokus ke depan, mencari pemimpin yang paling konsisten di antara banyak kandidat yang tidak konsisten. Ada nggak ya? Kalau tidak ada, ya kita cari yang keburukannya paling sedikit. Karena pada dasarnya tidak ada pemimpin yang sempurna," demikian ARG, politikus Hanura yang juga caleg DPR RI dari daerah pemilihan Banten III ini.
[zul]
BERITA TERKAIT: