Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu malam (7/9), bahwa ia sama sekali tidak terkesan dengan ucapan tersebut.
"Rezim Iran akan dinilai hanya dengan tindakan dan bukan ucapan selamat," kata Netanyahu, sebagaimana dilansir
New York Times (Minggu, 8/9).
Dia menambahkan bahwa salam (ucapan selamat) tersebut hanya bertujuan untuk mengalihkan perhatian dari fakta yang ada.
Meskipun Rouhani dianggap sebagai ulama moderat, lanjut Netanyahu, namun nyatanya ia terus memperkaya uranium dan membangun reaktor plutonium untuk tujuan mengembangkan senjata nuklir yang akan mengancam negara Israel dan seluruh dunia.
"Masyarakat internasional seharusnya tidak terjebak dalam ilusi. Melainkan harus menuntut tindakan dan bukan kata-kata," Netanyahu menambahkan.
Dalam pernyataan itu, ia juga menuntut kembali permintaannya mengenai program nuklir Iran. "Iran harus berhenti memperkaya uranium, menghapus uranium yang
diperkaya dari wilayahnya dan membongkar reaktor di Qum," tandasnya.
[rus]
BERITA TERKAIT: