Ketua Pelaksana Yana Mulyana mengatakan kegiatan diikuti oleh 180 peserta, terdiri dari 150 peserta khitan dan 30 penderita katarak dhuafa lanjut usia. Mereka berasal dari desa-desa sekitar Cimahi, Cililin, dan wilayah Bandung Barat lainnya.
Bersama Forrum Kabah sebagai pegiat mesjid Al-Irsyad, kegiatan dilaksanakan serentak pada hari Minggu (9/6), dimulai sejak pukul 06.30 hingga siang hari di dua tempat yang berbeda. Mengingat operasi katarak memerlukan peralatan dan ruang khusus operasi, maka dilaksanakan di sebuah klinik spesialis mata di Jalan Raya Padalarang 463 G. Sementara untuk khitanan dilaksanakan di pelataran Mesjid Alirsyad Kota baru Parahyangan, mesjid unik mirip ka’bah rancangan arsitek ternama Ridwan Kamil, dengan tenaga profesional.
"Yang paling menarik, pada khitan gratis masing-masing peserta khitan dihadiahi satu unit sepeda keren sehingga nampak antusias peserta penuh sukacita seolah hilang rasa takut dan perasaan sakit. Panitia sempat dibuat kewalahan melayani bludaknya pendaftar khitan yang sebelumnya ditargetkan hanya 100 orang," kata Yana.
Begitu pula peserta operasi katarak, mereka sangat terlihat antusias dan tertib menunggu giliran operasi. Setiap sesi antrian diikuti oleh tiga orang peserta. Setelah selesai operasi nampak matanya lebih terang dan bersinar sambil membawa bingkisan dari panitia lengkapi kebahagiaan.
Sementara itu, Kepala Mizan Amanah cabang Bandung, Dindin Suryanto menjelaskan Gerakan Cinta yatim Indonesia Mizan Amanah terus menggelar aksi-aksi simpati dan inspirasi bagi masyarakat pada umumnya. Berbagai jenis kegiatan gerakan terus digulirkan antara lain bedah asrama yatim, pahlawan yatim, khitanan gratis, oprasi katarak.
"Kondisi masyarakat dhuafa memang terjepit tiada henti seakan tidak boleh lengah. Belum tuntas masalah A muncul masalah baru. Dalam event kali ini Mizan Amanah bersama Forrum Kabah berharap dapat membantu meringankan beban berat para dhuafa dari mahalnya biaya khitan berkualitas dan operasi katarak," kata dia.
[dem]