Pertemuan keduanya untuk membahas pelaksanaan pesta olahraga solidaritas muslim dunia (Islamic Solidarity Games/ISG) ke III yang dipindahkan dari Provinsi Riau ke DKI Jakarta. Roy mengaku, agendanya kali ini di luar prosedur tetap kementerian.
"Pagi ini saya menghadap ke Gubernur. Sekali lagi ini di luar protap saya, tapi saya merasa harus bertanggung jawab terhadap keputusan yang harus saya ambil,†ujar Roy di Balaikota, Jakarta, Selasa (30/6).
Untuk diketahui, ISG merupakan kejuaraan multievent cabang olahraga antar negara-negara Islam. Semula ISG akan dilangsungkan di Pekanbaru, Riau pada 6 hingga 17 Juni mendatang, namun terjadi beberapa kendala seperti tempat pertandingan utama yang disegel dengan utang Rp 200 miliar.
Roy menegaskan pemindahan event ISG ke Jakarta adalah untuk menyelamatkan wajah Indonesia di mata internasional. Hal tersebut dikarenakan hingga detik ini anggaran 240 miliar yang disebut-sebut tidak mampu dilunasi untuk menyewa stadion dan alat pendukung lainnya.
"Panitia KSO sudah tutup karena stadion itu sudah tiga kali tidak dibayar sewanya oleh panitia di daerah. Jadi tidak mungkin terlunasi," katanya.
Roy juga sempat menyinggung terkait gagalnya pelaksanaan ISG di Pekanbaru karena status Gubernur Riau, Rusli Zainal yang dicekal oleh KPK dalam kasus korupsi dan PON. Dia juga menyindir kinerja panitia di daerah yang sering mencairkan dana tanpa mekanisme yang benar.
Oleh karena itu, menurut Roy, kegiatan ISG akhirnya dipindahkan ke Jakarta mengingat banyak venue di daerah yang tidak berstandar Internasional. Dia juga menerima banyak catatan negatif dari Islamic Solidarity Sport Federation (ISSF). ISSF mempertanyakan kesiapan Indonesia terkait pelaksanaan ISG karena ISSF juga keberatan bila ISG dilaksanakan di Pekanbaru karena mereka menilai tempat tersebut tidak siap
.[wid]
BACA JUGA: