Loyalis Anas Urbaningrum, Mamun Murod Al Barbasy menjelaskan, sebelum Kongres Demokrat Bandung, Mei 2010 lalu, SBY secara terbuka di hadapan kader-kader di Cikeas menyatakan putranya, Edhie Baskoro, tidak akan menjadi Sekjen bagi kandidat manapun yang kelak terpilih.
"Mungkin SBY menyadari bahwa Ibas masih terlalu hijau di kancah politik praktis, pengalamannya masih minim. Ibas baru aktif di Demokrat awal 2008 dan posisinya masih Departemen. Kalau sekarang setingkat biro lah," kata Mamun pagi ini (Senin, 29/4) sambil tertawa kecil.
Saat itu, ada tiga calon. Selain Anas, juga maju adalah Marzuki Alie dan
Andi Mallarangeng. Nama terakhir ini yang mendapat dukungan dari
Cikeas.
Tetapi, Anas yang terpilih dalam kongres, memaksa untuk menempatkan Ibas sebagai Sekjen. Tentu sambil berharap dengan segudang pengalaman organisasinya, Anas bisa 'membimbing' Ibas.
Menempatkan Ibas sebagai Sekjen, ungkap Mamun, jelas hal itu adalah bentuk penghormatan dan loyalitas Anas kepada SBY. "Ibas jadi Sekjen, 'sesaji' loyalitas Anas pada SBY," katanya.
Tetapi, tetap saja, Anas dicurigai dan didendami oleh faksi Cikeas. "Karena Anas dipandang sudah merusak skenario SBY di Kongres Bandung dan skenarionya untuk tahun 2014," demikian Mamun.
[zul]
BERITA TERKAIT: